SOLOPOS.COM - Joko Widodo dan Megawati Soekarnoputri (Dok/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Sebagian kader dan simpatisan PDIP, akhir pekan lalu, mendeklarasikan PDIP Pro Jokowi (Projo). Mereka menolak kemungkinan menempatkan mantan wali kota Solo yang kini Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon wakil presiden (cawapres) dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014.

Petinggi PDIP yang belakangan ini tampak berupaya mewujudkan ambisi menjadikan Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden, Senin (23/12/2013), sontak menolak PDIP Projo. Mereka bahkan meragukan loyalitas para deklarator PDIP Projo yang terdiri atas pelbagai representasi akar rumput partai berlambang banteng bermoncong putih itu. Sedangkan Jokowi seperti biasa enggan memberi tanggapan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tetapi, sejatinya siapa calon wakil presiden (cawapres) yang dianggap PDIP Projo cocok untuk mendampingi Jokowi? PDIP Projo menyebut empat kandidat calon wakil cawapres yang dinilai pas untuk mendampingi Jokowi. “Ada beberapa nama yang pantas seperti Jokowi-Puan, Jokowi-Prananda, Jokowi-Prabowo, dan Jokowi-CT,” kata Budi Arie Setiadi salah seorang deklarator seusai deklarasi di Jakarta, akhir pekan lalu.

Menurut Arie, hanya keempat orang itulah yang dinilai mampu mendampingi Jokowi membereskan berbagai persoalan bangsa. Puan Maharani dan Muhammad Prananda Prabowo adalah putri dan putra Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Prabowo Subianto adalah Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Sedangkan, Chairul Tanjung adalah Ketua Komite Ekonomi Nasional di pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Menanggapi hal itu, Prabowo Subianto yang disebut PDIP Projo jadi salah satu tokoh yang layak menjadi cawapres Jokowi, menolak mentah-mentah ide tersebut. “Ndak, saya kira ndak,” kata Prabowo seusai meresmikan Media Center Gerindra di Kantor DPP.

Tekadnya sudah bulat untuk maju sebagai capres Gerindra untuk 2014. Ia berdalih bahwa pencalonannya sudah amanah dari partai. “Itu sudah keputusan partai soalnya,” lanjutnya.

Untuk 2014, Prabowo tak menutup kemungkinan berkoalisi dengan partai manapun. Namun khusus untuk penentuan cawapres, akan dilakukan setelah pemilu. “Kami lihat apakah presidential threshold masih akan berlaku. Kalau masih berlaku, tentunya kami masih akan menghitung Gerindra dapat berapa. Sesudah legislatif baru bisa tahu kekuatan kami,” ungkapnya.

Secara terpisah, Jokowi lagi-lagi menempati posisi teratas dalam survei capres. Berdasarkan hasil survei Charta Politika, sebanyak 38,4% responden memilih Jokowi sebagai capres. Posisi kedua ditempati Prabowo Subianto dengan perolehan suara 11,2%. Kemudian Aburizal Bakrie di posisi ketiga dengan jumlah dukungan 8,3%.

“Perolehan suara Jokowi selalu di atas 40% bila dipasangkan dengan siapa pun. Namun, apabila Jokowi maju sebagai cawapres dipasangkan dengan Megawati, perolehan suara turun menjadi 23,3%,” ujar Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, ketika memaparkan hasil survei di Gedung DPR, Senin.

Selain itu, hasil survei juga menyatakan elektabilitas PDIP masih menempati posisi teratas, dibandingkan dengan partai peserta Pemilu 2014 lainnya. PDIP memperoleh dukungan suara sebesar 15,8%, Golkar 12,6%, Gerindra 7,8%, Partai Demokrat 7,4%, PKB 5,9%, PAN 4,4%, Partai Hanura 4,1%, Partai Nasdem 3,9%, PKS 3,8%, PPP 3,8%, PBB 0,4%, dan PKPI 0,3%.

Yunarto menjelaskan sebanyak 38,1% responden mengemukakan alasannya mengapa memilih PDIP. Sebagian besar responden mengaku tertarik dengan figur Jokowi. Hasil survei juga menyatakan mantan Wapres Jusuf Kalla (JK) merupakan pasangan cawapres yang paling tepat untuk mendampingi Jokowi pada Pemilu 2014. (JIBI/Solopos/Detik/Antara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya