SOLOPOS.COM - Ilustasi mengalami gerah saat suhu udara panas. (Freepik.com)

Solopos.com, SLEMAN — Suhu udara di Kota Jogja dalam beberapa hari terakhir terasa panas atau sumuk alias gerah. Berdasarkan data BMKG Stasiun Klimatologi Sleman, suhu maksimum harian di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terukur pada 1 Mei hingga 12 Mei 2022 berkisar antara 31 sampai 33,6 derajat Celcius.

“Suhu harian tertinggi mencapai 33,6 derajat Celcius terjadi pada tanggal 3 Mei 2022,” ujar Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Sleman, Etik Setyaningrum, Sabtu (14/5/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurut Etik, suhu udara panas yang terasa di Kota Jogja dan sekitarnya ini akan bertahan hingga pertengahan Mei 2022. “Kewaspadaan kondisi suhu panas atau terik pada siang hari masih harus diwaspadai hingga pertengahan Mei,” katanya.

Etik menjelaskan fenomena suhu udara terik yang terjadi saat ini, khususnya pada siang hari antara lain dipicu posisi semu matahari yang saat ini sudah berada di wilayah utara ekuator.

Dengan posisi demikian, tingkat pertumbuhan awan dan fenomena hujannya akan sangat berkurang, sehingga cuaca cerah pada pagi menjelang siang hari akan cukup mendominasi.

“Dominasi cuaca yang cerah dan tingkat awan yang rendah tersebut dapat mengoptimalkan penerimaan sinar matahari di permukaan bumi, sehingga menyebabkan kondisi suhu yang dirasakan menjadi cukup terik,” ujarnya.

Baca juga: Suhu Udara di Semarang Panas, Ini yang Dilakukan DLH

Meski demikian, suhu udara panas atau sumuk itu masih dirasakan masyarakat Kota Jogja dan sekitarnya atau DIY saat malam hari. Selain terasa di DIY, menurut dia, suhu panas terik yang terjadi di wilayah Indonesia bukan fenomena gelombang panas.

Menurut WMO (World Meteorological Organization), gelombang panas atau dikenal dengan “Heatwave” merupakan fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama lima hari atau lebih secara berturut-turut di mana suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5 derajat Celcius atau lebih.

Ia mengatakan fenomena gelombang panas biasanya terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi seperti wilayah Eropa dan Amerika Serikat yang dipicu oleh kondisi dinamika atmosfer di lintang menengah.

Baca juga: Hore! Skuter Listrik Bakal Diizinkan di Jogja, Ini Jalur yang Disiapkan

“Sedangkan yang terjadi di wilayah Indonesia adalah fenomena kondisi suhu panas atau terik dalam skala variabilitas harian,” ucap Etik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya