SOLOPOS.COM - Perajin batik Sleman menunjukkan batik motif khas Parijotho (JIBI/Harian Jogja/Bernadheta Dian Saraswati)

Jogja kota batik membuat Sultan ingin wilayah ini memiliki museum batik nusantara

Harianjogja.com, JOGJA-Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono X menginginkan DIY memiliki museum batik nusantara yang menjadi referensi masyarakat dunia, seperti museum batik di Pekalongan, Jawa Tengah, yang menjadi referensi batik nasional.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Museum batik itu nantinya bisa menyimpan semua corak batik dan motif batik yang ada di nusantara,” kata Sultan usai penutupan Festival Jogja Kota Batik Dunia, di Pagelaran Kraton, Senin (5/10/2015).

Ekspedisi Mudik 2024

Sultan mengaku saat ini banyak museum batik di DIY namun yang memiliki adalah kolektor secara pribadi, salah satunya museum batik di Imogiri Bantul. Keleksi batik di musem batik pribadi belum tentu mengkoleksi batik-batik karya masyarakat di tingkat pedesaan. “Maka pemerintah harus punya,” katanya.

Namun untuk lokasi museum batik nusantara tersebut, Sultan mengatakan masih perlu pembahasan lebih lanjut. Ia berharap lokasi museum nantinya ditempatkan di kawasan heritage.

Gubernur DIY ini menyatakan pemerintah dan masyarakat harus berupaya mempertahankan predikat Jogja Kota Batik Dunia melalui pelestarian warisan budaya leluhur tersebut, yang sudah ditetapkan oleh World Craf Council (WCC) di Dongyang, Tiongkok, 2014 lalu.

Jauh sebelumnya, atau tepatnya pada 2008 Indonesia juga mendapat pengakuan dunia oleh Unesco. Kala itu banyak negara-negara lain yang mengajukan, namun akhirnya Indonesia yang dipilih. Penghargaan tersebut diikuti dengan berbagai bantuan dari Unesco dalam hal pameran, film, sampai promosi batik Indonesia ke berbagai negara.

“Manfaatnya bukan program bantuan saja, tapi yang penting pengakuan dunia atas budaya warisan bangsa indonesia,” papar Sultan.

Menurut Sultan, batik merupakan budaya asli masyarakat Jawa turun temurun, yang masih bisa bertahan sampai sekarang, bahkan semakin dikembangkan. Salah satu ciri khasnya adalah memiliki nilai tradisi dan memiliki proses pembuatan yang rumit dengan metode khusus dan penguasaan teknologi.

“Pesanan ekspor batik terus meningkat, namun tradisi proses pembuatan batik masih bertahan,” ujar Sultan.

Walikota Jogja, Haryadi Suyuti menambahkan, ada dua opsi untuk membangun museum batik nusantara di DIY, yakni di kawasan Kraton dan Kotagede. Namun, proses pembangunannya akan dibahas kembali nanti. “Apakah membangun baru atau memanfaatkan bangunan yang sudah ada,” kata dia.

Yang jelas, Haryadi berharap museum batik itu nantinya harus berlokasi yang mudah diakses masyarakat, baik pelajar, akademisi, dan wisatawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya