SOLOPOS.COM - Ilustrasi membatik (JIBI/Solopos/Dok.)

Harianjogja.com, JOGJA– Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X berharap pengukuhan Jogja sebagai kota batik tak sekadar hanya menjadi status.

Pengukuhan itu diberikan oleh Dewan Kerajian Dunia atau World Craft Council (WCC) di Dongyang, Zhejiang, Tiongkok 18-23 Oktober bersamaan dengan peringatan 50 tahun WCC.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Yang penting perajin batik itu lebih sejahtera,” ujar Sultan di Komplek Kepatihan, Selasa (21/10/2014).

Sultan bersedia mengalokasikan dana keistimewaan untuk mensejahterakan para pambatik, misalnya dengan memberikan pendampingan kepada pembatik di desa- desa.

“Selama kehidupan mereka tidak makin baik, generasi muda tidak bersedia menjadi pembatik. Yang menjadi pembatik tetap hanya yang tua- tua,” ujarnya.

Sultan tak langsung menerima pengukuhan Jogja sebagai kota batik di Tiongkok. GKR Pembayun, putri sulungnya yang menerima penghargaan itu dengan didampingi Asisten Sekda Bidang Perekonomian Didik Purwadi.

Sultan mengatakan, Pemda DIY sebelumnya memang mendaftarkan ke WCC untuk mendapatkan pengukuhan itu.

Ketua Dekranasda DIY Tri Kirana Muslidatun mengatakan ada enam negara di Asia Pasifik yang menjadi pesaingnya. Di Jogja, WCC melakukan penilaian dengan mengunjungi sentra batik di Kotagede, Ngasem, dan beberapa perajin kecil di Badran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya