SOLOPOS.COM - Polwan Satlantas Polresta Solo mengarahkan pengendara motor untuk mencari jalur alternatif saat penutupan sementara Jl Pierre Tendean, Nusukan, Banjarsari, Solo, Kamis (8/7/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Para pedagang kaki lima (PKL) sepanjang Jl Piere Tendean menjerit lantaran jalan di kawasan Nusukan, Solo, itu ditutup mulai Kamis (8/7/2021) hingga 20 Juli mendatang.

Penutupan membuat jalan itu tidak lagi dilewati orang sehingga jumlah pembeli dagangan mereka pun turun drastis. Selama ini para PKL tersebut mengandalkan pengguna jalan yang lewat sebagai konsumen utama.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Seperti yang diungkapkan pedagang kaki lima singkong goreng di Jl Pierre Tendean, Nusukan, Banjarsari, Dwie Ardi, saat wawancara dengan Solopos.com, Kamis (8/7/2021).

Baca Juga: Penyekatan Skala Besar Di Simpang Faroka Solo, Puluhan Mobil Dipaksa Putar Balik!

Dwie mengaku sangat terpukul setelah mendengar informasi ruas Jl Pierre Tendean, Solo, ikut ditutup. “Walau pedagang masih boleh berjualan dengan take away, tapi kalau jalannya ditutup, terus yang akan membeli dagangan kami siapa?” ujarnya.

Warga RT 001/RW 012 Nusukan itu mengatakan pandemi Covid-19 selama setahun lebih telah membuat usahanya lesu. Namun ia tetap menggelar lapak pada pagi dan sore hari karena tak mempunyai pekerjaan lain.

Baca Juga: Usaha Kecil Terpukul PPKM Darurat, FPKS DPRD Solo Usulkan Rp20 M Untuk Kompensasi

Kompensasi Penutupan Jl Piere Tendean

Kini, saat usahanya mulai kembali menggeliat, Jl Piere Tendean, Solo, justru ditutup hingga 20 Juli 2021. “Kalau sehari, dua hari, kami masih bisa bertahan. Lah kalau sampai belasan hari, penghasilan kami dari mana?” imbuhnya.

Ardi menilai semestinya pemerintah memberikan kompensasi atau insentif bagi para pedagang kecil yang terdampak penutupan jalan. Namun hingga Kamis sore ia belum mendengar kabar akan adanya ganti rugi maupun insentif dari pemerintah.

Baca Juga: Kendaraan Ini Boleh Melintas Di 6 Ruas Jalan Solo Yang Ditutup, Ojek Online Masuk?

“Menurut saya kalau alasan penutupan jalan untuk mengurangi persebaran Covid-19 tidak efektif. Lebih baik pengawasan ketat penerapan prokes hingga tingkat RT daripada menutup ruas jalan,” tuturnya.

Ardi khawatir kebijakan penutupan jalan justru akan memicu persoalan baru yakni meningkatnya angka kriminalitas. Sebab masyarakat tidak mampu yang dihadapkan dengan persoalan perut keluarganya bisa saja menjadi gelap mata atau nekat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya