SOLOPOS.COM - Pedagang kaki lima (PKL) berjualan menggunakan gerobak di depan pintu C Stadion Manahan, Solo, Kamis (19/5/2022). (Solopos/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO — Para pedagang kaki lima atau PKL bergerobak yang tergabung dalam Paguyuban Ngudi Rejeki dengan lokasi jualan di depan pintu C Stadion Manahan, Jl Menteri Supeno, Solo, mempertanyakan nasib mereka setelah penataan selter.

Seperti diketahui, setelah penataan selter PKL Manahan yang dipusatkan di Jl KS Tubun, Pemkot menginstruksikan agar kawasan Jl Menteri Supeno bebas dari aktivitas PKL. Ada dua paguyuban PKL yang terakomodasi dalam penataan selter karena selama memang berjualan di selter yang dibangun Pemkot.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kedua paguyuban itu yakni Paguyuban Gotong Royong dan Paguyuban Guyub Rukun Selter Manahan. Berdasarkan data Dinas Perdagangan Kota Solo, jumlah PKL dari dua paguyuban tersebut yang tercatat sebanyak 130 orang.

Para pedagang yang menempati selter tersebut, berdasarkan pantauan Solopos.com, Kamis (19/5/2022), sudah mengosongkan selter mereka dan berjualan di tempat lain sambil menunggu revitalisasi selter rampung. Mereka mencari sendiri tempat berjualan mereka karena sesuai kesepakatan, Pemkot Solo tidak menyediakan tempat relokasi sementara.

Sedangkan PKL di kawasan Manahan, Solo, yang berjualan menggunakan gerobak dan tergabung dalam Paguyuban Ngudi Rejeki nasibnya belum jelas. Mereka berharap kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menyediakan tempat berjualan bagi mereka.

Baca Juga: Selter PKL Manahan Solo Dipusatkan di Jl KS Tubun, Begini Desainnya

Sejumlah anggota Paguyuban Ngudi Rejeki, hingga Kamis (19/5/2022), masih berjualan di depan pintu stadion sisi utara, tepatnya di seberang Kolam Renang Tirtomoyo Manahan. Kebanyakan pedagang berjualan produk kuliner.

Mendukung Penataan

Salah satu pedagang angkringan yang juga anggota Paguyuban Ngudi Rejeki, Fery, 47, mengatakan mendukung langkah Pemkot Solo melakukan revitalisasi dan penataan PKL di selter Manahan. Tujuannya untuk menjadikan kawasan Manahan lebih baik.

Namun ia ingin para anggota paguyuban dibina Pemkot Solo. “Kalau bisa kami diberikan tempat untuk berjualan,” katanya. Dia mengatakan lokasi berjualan bisa di mana pun termasuk kemungkinan di kawasan Manahan.

Baca Juga: Penataan Selter Malah Bikin PKL Manahan Solo Khawatir, Kenapa?

Fery mengaku sudah berjualan di kawasan Manahan sejak 2015. Waktu itu sudah ada sejumlah PKL yang berjualan sebelum dirinya merintis usaha. “Yang jelas di sini strategis karena termasuk lokasi yang gampang diakses dari mana-mana. Pelanggan merupakan kalangan umum dan anak sekolah,” paparnya.

Salah satu pedagang siomai, Arif Saifudin, 35, mengatakan Pemkot Solo belum mengajak diskusi paguyubannya dan sedang fokus mempersiapkan ajang piala dunia. “Kalau pedagang yang punya selter nantinya ditempatkan lagi. Pedagang yang di taman belum ada tindak lanjut. Harapan kami, taman ini steril dan dibersihkan tapi kami disediakan tempat jualan,” katanya.

Terpisah, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menjelaskan Jl Menteri Supeno harus bebas dari PKL. Jalan tersebut akan dilebarkan untuk jogging track. “Nanti jangan di situ lagi. Di situ klir untuk olahraga. Nanti kami carikan tempat ya,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya