SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KARANGANYAR — Kerusakan Jl Adi Soemarmo di Colomadu, Karanganyar berdampak negatif pada dunia usaha di wilayah tersebut, khususnya bagi pengusaha makanan dan minuman. Omzet mereka turun setelah kondisi jalan makin parah.

Penjual es degan di pertigaan Klodran, Imoh, ketika ditemui Solopos.com, Selasa (4/6/2013), mengatakan omzet usahanya turun hingga 40 persen. Kondisi itu terjadi lantaran para pengguna jalan enggan mampir ke warungnya yang berada di pinggir jalan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sebelum jalan rusak banyak pengguna jalan dari daerah lain yang lewat sini. Sekarang, yang lewat sini kebanyakan truk dan bus,” kata dia.

Hal senada disampaikan penjual es buah di Pasar Klodran, Amin, 60. Dulu, kata dia, orang Solo atau luar kota banyak yang ke tempatnya untuk berwisata kuliner. Sekarang, mayoritas pembeli adalah warga sekitar saja.

“Ya semua orang yang punya usaha di daerah sini mengeluhkan kondisi jalan rusak. Silakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar mengecek kemari kalau tidak percaya,” ujarnya.

Kasir di rumah makan Dapoer Chacha, Klodran, Wulan, 27, mengungkapkan rumah makan itu juga tak luput dari dampak negatif akibat jalan rusak. Menurutnya, jika dihitung, terjadi penurunan omzet sebesar 10 persen dibanding saat kondisi jalan belum terlalu parah.

“Jalan menjadi rusak parah sejak adanya pembangunan Tol Solo-Kertosono (Soker) beberapa waktu lalu. Sejak itu terjadi penurunan omzet. Kalau dulu banyak pengunjung dari luar daerah, sekarang hanya warga sekitar sini saja. Saya berharap jalan itu segera diperbaiki agar usaha kami bisa berjalan lancar,” urainya,

Sementara itu, pemilik salah satu toko material bangunan di Klodran, Agus, 40, mengatakan jalan yang rusak membuat waktu pengiriman barang pesanan konsumen menjadi lebih lama. Karenanya, kata dia, beberapa pembeli yang tidak sabar tidak membeli lagi ke tokonya.

“Konsumen itu memilih membeli material bangunan dari toko yang dekat dengan rumah mereka meski harganya lebih mahal dari pada di toko saya. Dulu, dalam satu jam, kami bisa mengirim material kepada empat sampai lima konsumen. Sekarang, paling hanya dua atau tiga,” keluhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya