SOLOPOS.COM - Warga berjalan di atas jembatan kayu di perkampungan nelayan Muara Angke, Jakarta Utara, Sabtu (31/7/2021). (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Solopos.com, JAKARTA – Sejumlah ahli dan hasil penelitian memprediksi Ibu Kota Jakarta tenggelam dalam 10 tahun ke depan. Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, bahkan telah mengingatkan agar Indonesia segera memindahkan ibu kota. Lantas, apa masalah yang terjadi jika Jakarta tenggelam?

Dikutip dari Detik.com, Minggu (22/8/2021), dokumen masterplan National Capital Integrated Coastal Development (NCICD)/Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN), menjelaskan wilayah Jakarta, khususnya di bagian utara, terus mengalami penurunan permukaan tanah 7-17 cm per tahun. Bahkan saat ini ada wilayah Jakarta yang sudah berada di bawah permukaan laut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bila masalah ini tak ditangani dengan proyek tanggul raksasa, maka pada 2050 sebagian wilayah Jakarta tenggelam. Dampaknya, akan ada kerugian materi sangat besar.

Baca juga: Muhammad Kece Buka Suara Setelah Dikecam MUI

Dokumen itu menjelaskan, sejalan penurunan permukaan tanah di utara Jakarta, maka sungai-sungai dan kanal-kanal ikut mengalami penurunan bersama dengan penurunan muka tanah. Jika hal ini terus terjadi maka sungai-sungai dan kanal-kanal ini akan semakin sulit mengalirkan air ke laut. Dampaknya akan terjadi banjir besar seperti yang pernah terjadi di 2007.

Saat ini, memang sudah Jakarta telah memanfaatkan pompa-pompa berkapasitas besar. Pompa-pompa di sekitar danau Jakarta seluas ribuan hektar, akan diperlukan, untuk mengalirkan air dari semua sungai yang ada, termasuk Banjir Kanal.

“Jika upaya-upaya tidak diambil, sebagian besar wilayah pesisir terancam genangan permanen,” jelas dokumen itu.

Bila terjadi genangan air laut permanen di utara Jakarta, maka banyak dampak sosial yang terjadi, karena jutaan orang akan terkena imbasnya. Selain itu, kerugian materi dari lahan yang tenggelam dan bangunan yang rusak bisa mencapai triliunan rupiah.

“Nasib 4,5 juta orang sedang dipertaruhkan. Kerusakan materi akibat genangan permanen ini dihitung telah berjumlah US$ 103 miliar (sekitar Rp 1.000 triliun/Kurs: Rp 10.000 saat itu), akibat kehilangan lahan dan bangunan saja, kerusakan ekonomi bahkan akan lebih besar,” jelas dokumen NCICD.

Baca juga: REKLAMASI JAKARTA : Luhut ke Anies, “Kalau Jakarta Tenggelam Jangan Lari!”

Dampak lainnya yang mungkin timbul jika banjir sering terjadi, maka kemerosotan reputasi Jakarta sebagai ibu kota Indonesia, kehilangan kegiatan ekonomi, dan kenaikan premi asuransi akan mengikuti.

Sebagai informasi, dokumen tersebut merupakan Masterplan untuk Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN), Jakarta. Masterplan ini dimaksudkan bukan hanya memberikan solusi untuk perlindungan jangka panjang atas wilayah Jakarta dan sekitarnya terhadap banjir yang berasal dari laut dan ancaman tenggelam.

Oleh sebab itu dalam masterplan ini muncul rencana pembangunan Giant Sea Wall, sebagai tanggul laut ‘raksasa’ di Teluk Jakarta. Tanggul ini didesain sangat unik yaitu berbentuk burung ‘Garuda Megah’, lengkap dengan bentangan sayap yang merupakan hamparan kumpulan pulau-pulau buatan hasil reklamasi sebagai daratan baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya