SOLOPOS.COM - Sebuah truk membongkar muat batu bara di area pengumpulan Dermaga Batu bara Kertapati milik PT Bukit Asam Tbk di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (4/1/2022). (Antara Foto)

Solopos.com, JAKARTA–Jerman mengajukan penambahan permintaan dari Indonesia sejumlah 150 juta ton seiring harga batu baa memanas.

Bahkan, pemerintah akan merevisi rencana kerja dan anggaran belanja atau RKAB perusahaan batu bara untuk dapat memenuhi permintaan tersebut.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Harga batu bara di Bursa ICE Newcastle pada Jumat (17/6/2022) menunjukan harga batu bara untuk kontrak Juli 2022 kembali mengalami penguatan setelah naik 0,41% ke posisi US$346,4 per ton.

Dalam tiga bulan terakhir harga batu bara terus mengalami kenaikan sebesar 51,17% dari perdagangan Maret 2022 di posisi US$198,30 per ton.

Ekspedisi Mudik 2024

Sentimen harga batu bara di Bursa ICE Newcastle masih relatif kuat hingga pertengahan tahun ini dengan kenaikan harga komoditas itu mencapai 280,87% secara tahunan.

Baca Juga: Lemigas Ditunjuk Jadi BLU Batu Bara

Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal menaikkan target produksi batu bara pada rencana kerja dan anggaran belanja atau RKAB perusahaan yang memiliki izin usaha pertambangan (IUP) pada pertengahan tahun ini.

Langkah itu diambil seiring dengan meningkatnya permintaan komoditas emas hitam itu dari sebagian negara Eropa dan India di tengah disrupsi pasokan energi global yang masih berlanjut.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengatakan Jerman secara resmi sudah mengajukan permintaan batu bara mencapai 150 juta ton pada tahun ini.

Sementara sebagian negara lain masih menunggu proses pengajuan resmi yang diprediksi ikut menaikkan target produksi tambang hingga akhir tahun.

“Nanti kita akan tambahkan produksinya di RKAB, belum ada angkanya tapi gambaran permintaanya sudah 150 juta [ton], itu yang bicara angka Jerman kalau yang saya tahu,” kata Ridwan saat ditemui selepas acara Pengarahan Kepada Penjabat Gubernur dan Penjabat Bupati/Penjabat Walikota di kantor Kementerian Dalam Negeri, Kamis (16/6/2022).

Baca Juga: Semakin Bersinar, Permintaan Batu Bara Terus Meningkat

Ridwan memastikan kapasitas produksi di dalam negeri relatif stabil hingga akhir tahun seiring dengan permintaan yang signifikan dari sejumlah negara non tradisional.

Menurut dia, cadangan batu bara dari sejumlah perusahaan besar seperti PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) terbilang cukup besar untuk memenuhi permintaan baru tersebut.

“Sumber batu bara dari kita masih cukup kok, termasuk yang besar-besar. Termasuk PTBA dan lain-lain masih cukup kita,” tuturnya.

Adapun realisasi produksi batu bara hingga pertengahan tahun ini masih relatif rendah akibat gangguan cuaca pada awal tahun ini.

Selain itu, pendanaan yang seret dari perbankan turut memengaruhi kegiatan eksplorasi pada hulu tambang batu bara.

Baca Juga: India Krisis Listrik, Harga Batu Bara Melonjak US$323,91 per Ton

Berdasarkan data Minerba One Data Indonesia per Jumat (17/6/2022), realisasi produksi batu bara baru mencapai 271,78 juta ton.

Sementara realisasi ekspor menyentuh di angka 95,79 juta ton dan domestik berada di kisaran 72,65 juta ton.

Di sisi lain, pemenuhan pasar domestik atau domestic market obligation (DMO) sudah mencapai 54,03 juta ton.

Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul Harga Batu Bara Memanas, Jerman Resmi Minta 150 Juta Ton dari Indonesia

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya