SOLOPOS.COM - Heri Suswanto, 35, mengangkat jerami untuk dimasukkan ke dalam pikap di area persawahan Baki, Sukoharjo pada Rabu (16/3/2022). (Solopos/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Pemilik usaha jerami di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah memasarkan jerami secara daring atau jualan online melalui akun Facebook.

Tetapi, pemasaran jerami secara online itu hanya dapat dilakukan saat musim kemarau. Saat musim penghujan seperti sekarang, pemilik usaha jerami hanya memasarkannya kepada pelanggan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kalau musim panas kan panen padi jarang. Di gunung tidak ada rumput. Jadi orang gunung kalau cari pakan kan juga sulit,” kata pemilik usaha jerami kering, Afip Permana, 27, saat berbincang dengan Solopos.com di area persawahan Baki, Sukoharjo, Rabu (16/3/2022).

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga : Ingin Bertahan Hidup, Pembuat Camilan di Talun Jajal Penjualan Online

Pria yang telah melakoni usaha penjualan jerami sejak 5 tahun lalu itu menyampaikan harga jerami saat musim hujan tak semahal kala musim panas. Penyebabnya, ketika musim hujan, rumput di sawah maupun ladang tumbuh liar sehingga peternak tak perlu membeli pakan.

Afip menyampaikan penjualan jerami saat ini tak seramai ketika musim panas. “Kalau musim panas laku lumayan. Kalau musim hujan begini murah. Yang penting masih ada rezeki. Kalau musim hujan seperti ini penjualannya rata-rata per colt Rp350.000 sampai Rp400.000. Kalau musim panas sampai Rp500.000,” katanya.

Baca Juga : Keren! Pedagang di Pasar Sragen Ini Beralih Jualan Online hingga Dilirik TKW

Afip menjelaskan sebagian petani menggunakan jerami untuk menutup tanah saat menanam palawija. Tetapi, di Baki, Sukoharjo, limbah padi ini dijual sebagai pakan ternak. Afip mengungkapkan kendala yang dihadapi saat membeli jerami dari petani di musim kemarau. Katanya, petani akan menjual dengan harga tinggi.

Tetapi, lanjutnya, dia bisa mendapatkan keuntungan dari pembeli. Afip mengakui banyak permintaan jerami saat kemarau. Ditemui di lokasi yang sama, pekerja pengangkut jerami, Heri Suswanto, 35, mengaku pekerjaan yang dilakoni cukup menguntungkan karena setiap hari selalu ada pekerjaan.

Baca Juga : Gampang Banget, Ini Cara Jadi Dropshipper Shopee atau Tokopedia 

“Ya buat makan sekeluarga bisa. Lebih menguntungkan yang ini [pengangkutan jerami ke colt] dibandingkan yang ikut truk. Soalnya kalau yang truk kan dibagi tiga [penghasilannya], kalau ini sendiri,” kata pria yang telah melakoni pekerjaannya selama 7 tahun itu.

Heri menjelaskan mengangkut jerami ke truk dibutuhkan 3 orang. Seorang pekerja akan berada di truk untuk menata sedangkan dua orang lainnya di bawah untuk mengambil jerami dan memasukannya ke truk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya