SOLOPOS.COM - Sejumlah dalang mengamen di wilayah Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Rabu (22/9/2021). (Istimewa)

Solopos.com, BOYOLALI — Sedikitnya enam orang dalang di Kabupaten Boyolali terpaksa ngamen bareng demi mengais rezeki yang seret karena tak ada order selama pandemi Covid-19.

Selain alasan ekonomi, ngamen bareng juga dilakukan para dalang guna mengobati kerinduan masyarakat akan pertunjukan wayang. Sejumlah dalang mengaku selama masa pandemi mengalami keterpurukan ekonomi lantaran pertunjukan wayang tidak diizinkan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Salah satu dalang yang mengamen pada Rabu (22/9/2021) adalah Joko Sunarno dari Karanggede, Kabupaten Boyolali. Ia mengatakan kegiatan mengamen mereka lakukan untuk mengobati kerinduan terhadap pertunjukan wayang dan karena alasan ekonomi.

“Kami ingin mengobati kerinduan penggemar wayang. Alasan lain, jujur saja karena faktor ekonomi. Kami mengamen karena kami tidak memiliki keterampilan lain selain mendalang,” katanya kepada Solopos.com, Rabu (22/9/2021).

Baca Juga: Pelaku Perusakan SDN di Wonosamodro Boyolali Belum Terungkap, Ini Penjelasan Polisi

Dalang yang ikut ngamen tersebut ada Ki Bambang Wiji Nugroho (dari Jogja), Ki Kasim Kasdo (Klaten), kemudian Ki Joko Sunaryo, Ki Wartoyo, Ki Joko Sartono, Ki Kangko, Ki Anggoro Dwi Sadono dan Ki Styo Margono, yang berasal dari Boyolali.

Satu Sinden

Sejak Rabu sore, kegiatan mengamen tersebut dilakukan di wilayah Ringinlarik, Kecamatan Musuk, Boyolali. Ada enam dalang dan satu sinden yang terlibat dalam kegiatan mengamen itu.

Sebelum menjalankan pertunjukan dari rumah ke rumah warga, ia sudah mengajukan izin ke RT setempat. “Kalau diizinkan kami kerjakan. Kami juga tidak melanggar protokol kesehatan. Hanya enam personel tanpa sound system besar dan tidak mengundang kerumunan. Masker, jaga jarak tetap kami jalankan,” lanjutnya.

Joko Sunarno menjelaskan alat gamelan yang dibawa juga terbatas, hanya kendang, gender, demung, saron dan gong. Penabuh gamelan itu juga para dalang yang terlibat, ditambah satu sinden.

Baca Juga: Kompak, Bawaslu Boyolali Gandeng Pramuka Awasi Pemilu

Selain gamelan dan alat pengeras suara sederhana, mereka juga membawa pelepah batang pisang untuk menancapkan wayang dan kelir atau layar selebar sekitar dua meter persegi. Kelompok dalang yang ngamen wayang itu mendatangi rumah demi rumah warga Boyolali yang menanggap mereka.

Penanggap atau tuan rumah bisa memilih dalang mana yang memainkan wayang. Kemudian dalang lain bertugas untuk menabuh gamelan. Satu kali pementasan di satu lokasi sekitar satu jam atau 1,5 jam. Upah mengamen pun tidak ditentukan.

Tidak Ada Niat Meremehkan Budaya

“Upah mengamen seikhlasnya. Ada yang memberi Rp200.000, Rp700.000, ada yang Rp4 juta. Seikhlasnya yang mau memberi. Tujuan kami wayang tetap lestari walaupun di masa pandemi,” lanjutnya.

Dalang asal Boyolali itu menegaskan tidak ada niat meremehkan budaya dalam kegiatan ngamen wayang itu. Para dalang ingin agar wayang tetap lestari dan berkembang. “Dalang ngamen itu dari nenek moyang dulu sudah ada. Dulu upahnya bukan rupiah, tapi ada padi, jagung, dan sebagainya,” imbuh Joko.

Baca Juga: Warga Terdampak Hujan Abu Merapi Tlogolele Boyolali Dibantu Gabah 4,95 Ton

Selain sejumlah wilayah di Soloraya yang sudah terjadwal, saat ini permintaan pertunjukan wayang juga sudah datang dari Pemalang, Semarang, dan Pekalongan.

Sementara itu, dalang lainnya, Wartoyo, mengatakan kegiatan mengamen sejauh ini mendapatkan respons cukup baik dari para penggemar wayang. “Kami niatnya cari rezeki untuk bertahan hidup. Kami juga menyuarakan agar ada perhatian dari pemerintah,” katanya.

Selain mengamen, saat ini para dalang juga menjual wayang yang mereka miliki. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Pandemi Covid-19 yang terjadi sekitar dua tahun ini disebut sangat berdampak terhadap kondisi ekonomi mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya