SOLOPOS.COM - Kondisi Jembatan Sesek di Beton yang jebol, Minggu (1/12/2019). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Jembatan Sesek jebol diterjang derasnya aliran air Sungai Bengawan Solo, Minggu (1/12/219) pagi. Jembatan berupa anyaman bambu itu menghubungkan Kampung Beton, Kelurahan Kampung Sewu, Kecamatan Jebres, Solo, dengan Desa Gadingan, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo.

Ini merupakan kali kesekian jebolnya Jembatan Sesek. Hujan deras di hulu Sungai Bengawan Solo yang membawa material sampah maupun eceng gondok menerjang kaki-kaki jembatan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua komunitas sukarelawan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) Sewu, Sri Mahanani Budi Utomo, mengatakan ketinggian air naik signifikan hingga 1,8 meter pada Minggu dini hari. Pagi harinya, jembatan sesek itu jebol dan hampir hanyut diterjang limpahan air.

“Masyarakat sering memanfaatkan jembatan itu untuk menyeberang, potong kompas daripada harus lewat Jembatan Mojo. Enggak hanya pejalan kaki, tapi juga pengendara sepeda motor,” kata dia, kepada Solopos.com.

Informasi dari perajin anyaman bambu, Jembatan Sesek dibangun dengan dana senilai Rp8-9 juta rupiah. “Kalau harus memutar lewat Jembatan Mojo, bisa butuh waktu sampai 30 menit. Wacana pembangunan jembatan permanen sering berembus, tapi sampai saat ini belum direalisasikan,” ucap Budi, sapaan akrabnya.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Jembatan Sesek jebol menjadi dua bagian dan hampir hanyut. Namun tertahan di kedua sisi tiang jembatan di bibir sungai. Belum diketahui apakah masyarakat akan kembali membangun Jembatan Sesek. Namun saat arus air Sungai Bengawan Solo sedang deras dan debitnya naik, mereka memilih mengoperasikan perahu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya