SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com, BOYOLALI–Pembangunan jembatan jalan raya di Dukuh/Desa Jerukan, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali, diagendakan sekitar Maret 2014. Hal itu salah satunya dengan mempertimbangkan kondisi cuaca yang diperkirakan sudah memasuki musim kemarau.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUESDM) Boyolali, Qodri, ketika dihubungi solopos.com, melalui ponselnya, Rabu (15/1/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami perkirakan Maret itu sudah masuk musim kemarau sehingga sudah bisa proses [pembangunan Jembatan Jerukan] termasuk lelang hingga pelaksanaannya. Sebab kalau masih hujan terus seperti ini ya tidak memungkinkan untuk pelaksanaan pembangunan atau proyek fisik,” terang Qodri, Rabu.

Sebagaimana diketahui, proyek yang dikucuri dana senilai Rp2,9 miliar dari APBD Boyolali 2014 tersebut akan membuka kembali jalur penghubung Kabupaten Boyolali dengan wilayah Solo, yang terputus karena rusaknya jembatan itu akibat terjangan air pasang di Sungai Serang, pertengahan Maret 2013 lalu.
Dalam pelaksanaannya nanti, lanjut Qodri, DPUESDM akan berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Bapermasdes) setempat.

Ditemui terpisah, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali, Purwanto mengakui keberadaan Jembatan Jerukan merupakan vital bagi warga karena merupakan akses terdekat warga Juwangi yang akan bepergian ke Kedungombo dan Solo. Bahkan, setiap hari ada angkutan umum Juwangi-Solo. Namun akses lalu lintas terganggu akibat jembatan hancur dihantam banjir.

“Kami sebenarnya juga sudah membuat jembatan darurat bersama warga, namun jembatan darurat juga rusak,” kata Purwanto.

Di sisi lain, pihaknya juga masih perlu memikirkan bekas badan jembatan yang teronggok di dasar sungai. Sebab, bila dibiarkan terus, keberadaan reruntuhan jembatan mengakibatkan aliran air tidak lancar. Jika terjadi hujan deras lagi, bakal memicu banjir, dimungkinkan meluap menggenangi permukiman.

Rencana Pemkab membangun jembatan juga mendapat respons positif warga setempat.
Salah satu warga Juwangi, Yatik, 56,  yang berprofesi sebagai pedagang. Hampir setiap hari dia kulakan dagangan ke Pasar Legi, Solo.

Dia berangkat membawa hasil bumi seperti pisang dan singkong untuk dijual di sana. Kemudian kembali ke Juwangi dengan membawa dagangan sayur mayur, mengaku kerepotan.

“Sejak jembatan runtuh, saya sangat kerepotan. Kendaraan angkutan umum tidak bisa langsung ke Juwangi. Bus hanya ngetem di depan Balai Desa Jerukan untuk menunggu penumpang,” katanya.

Namun, masalah itu dapat dia atasi setelah ada jembatan darurat yang bisa dilalui sepeda motor. Hanya saja, jembatan darurat itu kini ikut hancur diterjang banjir besar, Selasa (7/1) lalu.
“Kalau memang benar mau dibangun, tentu kami sangat senang. Kami berharap pembangunan bisa berjalan lancar,” harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya