Solopos.com, WONOGIRI – Jembatan yang menghubungkan Kecamatan Paranggupito, Wonogiri, Jawa Tengah dengan daerah Sadeng, Kecamatan Girisubo, Gunung Kidul, DIY terputus.
Jembatan putus setelah daerah tersebut diguyur hujan deras sejak Sabtu (30/1/2021), pukul 23.30 WIB hingga Minggu (31/1/2021), pukul 01.00 WIB.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
"Benar ada jembatan terputus yang menghubungkan Desa Songbledek, Paranggupito dengan Sadeng. Tapi jembatan itu sudah masuk wilayah Gunung Kidul. Dari Songbledek sekitar dua kilometer," kata Kades Songbledek, Slamet Widodo, saat dihubungi Solopos.com, Minggu.
Widodo mengatakan, akibat kejadian itu, jembatan sama sekali tidak bisa dilalui kendaraan jenis apapun.
"Itu akses jalan utama. Sementara, jika warga Pracimantoro mau ke Sadeng, Gunung Kidul harus muter lewat Pracimantoro. Karena tidak bisa dilewati dan tidak ada jalan alternatif," kata dia.
Baca juga: Ratusan Rumah di 2 Kecamatan di Wonogiri Terendam Banjir
Banjir Wonogiri
Sementara itu, kata dia, tujuh dusun di Desa Songbledek terdampak banjir. Ada 36 rumah di tujuh dusun itu yang tergenang air. Sebagian sudah mulai surut dan sebagian belum surut.
"Tadi malam hujannya luar biasa derasnya. Hampir tiga jam hujannya lebat. Ini akses jalan dari rumah saya menuju ke kantor desa masih tergenang air. Selain itu banyak lahan pertian warga yang terdampak" ungkap dia, Minggu siang.
Widodo mengatakan, hingga Minggu siang, sekitar 15 rumah masih terendam air. Selebihya air sudah surut. Ketinggian air rata-rata 60 centimeter hingga 70 centimeter.
"Tadi malam banyak yang mengungsi, namun rata-rata saat ini sudah mulai belik ke rumah untuk bersih-bersih. Ada beberapa yang masih mengungsi ke rumah tetangga yang daerahnya lebih tinggi," ujar dia.
Baca juga: Mau Dilombakan, Burung Rp7 Juta Raib Digondol Maling di Klaten
Ia mengatakan, kali terkahir terjadi banjir di Songbledek pada 2017. Saat ini pihaknya bersama sukarelawan desa tangguh bencana atau Destana tengah mengirimkan bantuan logistik kepada warga yang masih mengungsi. Selain itu juga melalukan kerja bakti dan bersih-bersih di lokasi yang sudah surut airnya.
"Banjir ini bukan karena luweng yang tersumbat, tapi karena derasnya hujan. Air yang menggalir besar, sehingga luweng tidak mampu menampung air. Kemudian air meluap ke permukiman. Kalau penyerapan luweng bagus," kata Widodo.