SOLOPOS.COM - Jembatan Mojo yang menghubungi Solo dengan Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo. (Solopos/Dok)

Solopos.com, SOLO — Jembatan Mojo di Sungai Bengawan Solo yang menghubungkan Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, dengan Kota Solo akhirnya bakal diperbaiki pada tahun ini. Rencana rehab jembatan yang dibangun pada 1985 itu sebenarnya sudah mengemuka sejak 2018.

Kala itu, investigasi struktur jembatan dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo bersama Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Investigasi dilakukan mengingat jembatan tersebut belum pernah mengalami perbaikan total. Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Solo, Joko Supriyanto, mengatakan berdasarkan hasil rekomendasi Pusjatan, pelat lantai Jembatan Mojo harus diganti.

Baca Juga: INFRASTRUKTUR SOLO : 4 Ruas Jalan Ini Rawan Macet saat Jembatan Mojo Semanggi Ditutup

Investigasi Jembatan Mojo di perbatasan Solo dengan Sukoharjo tersebut saat itu menyasar identifikasi baja tulangan, pengujian kerapatan dan retak beton, pengujian kedalaman karbonasi beton. Kemudian pengambilan sampel beton inti, pengujian ketebalan cat, uji regangan jembatan, uji lendutan jembatan dan uji getaran jembatan.

“Alhamdulillah, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersedia mendanai renovasi dengan pagu anggaran senilai Rp22 miliar, kemudian dana pendampingan dari Pemkot Rp8 miliar. Kebutuhan totalnya Rp30 miliar sesuai hasil desain Pusjatan dulu,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Selasa (15/2/2022).

Lelang Proyek

Saat ini, Joko mengatakan DPUPR tengah memproses persetujuan rencana kerja operasional (RKO) sebelum proyek itu dilelang. Paling cepat, lelang dimulai pada Mei.

Baca Juga: Jembatan Mojo Ditutup, Awas Macet di Palur dan Jl. Ciu Mojolaban Sukoharjo

Joko menambahkan selama renovasi Jembatan Mojo penghubung Solo dengan Sukoharjo itu, rencananya tak akan menutup seluruh jalan, karena menggunakan metode ortotropik. Pelat lantai jembatan bakal diganti per sisi, sehingga hanya menutup separuh jalan.

Penutupan jalan sepenuhnya bakal berdampak secara ekonomi yang tak sedikit lantaran jembatan itu menjadi urat nadi penghubung antardaerah. Kerugian ekonomi akibat penutupan jalan selama enam bulan masa pengerjaan sangat besar, karena itulah dipilih metode ortotropik.

Baca Juga: Jembatan Mojo Ditutup, Begini Pengorbanan Pedagang Pasar Gede Solo

Sisi jalan yang terbuka masih bisa dilalui kendaraan, meski bukan kendaraan besar dan berat. “Soal lalu lintas, nanti kami bicarakan dengan Dinas Perhubungan (Dishub),” tuturnya.

Joko mengatakan Jembatan Mojo tak pernah mengalami perbaikan penuh, hanya perbaikan rutin. Di antaranya pekerjaan grouting di bagian yang retak, pengecatan, dan sebagainya. Pekerjaan grouting tidak merampungkan persoalan kerusakan jembatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya