SOLOPOS.COM - Kondisi Jembatan Jurug A, Jurug B, dan Jurug C difoto dari bantaran Sungai Bengawan Solo, Jurug, Jebres, Solo, Senin (4/7/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Kekhawatiran menghantui para pengguna jalan yang biasa melintasi Jembatan Jurug Solo saat jembatan itu ditutup untuk pembongkaran dan penggantian mulai 18 September mendatang. Penutupan Jembatan Jurug B yang berlangsung sampai Agustus 2023 itu membuat warga dihadapkan pada dua pilihan sulit.

Pilihan pertama nekat lewat Jembatan Jurug C dengan risiko terjebak kemacetan atau penumpukan arus lalu lintas. Sedangkan pilihan kedua mengambil jalur alternatif yang berarti menempuh jarak puluhan kilometer lebih jauh dan waktu tempuh lebih lama.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan simulasi yang dilakukan Solopos.com melalui jalur alternatif utara (Kebakkramat-Mojosongo-Kadipiro-Gilingan) pada Senin (5/9/2022), pengguna jalan harus menempuh perjalanan sampai 24 km dengan waktu tempuh 45 menit.

Hal itu tentu membuat pengguna mesti berpikir mengenai pengeluaran untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) yang baru saja naik per Sabtu (3/9/2022). Pengeluaran untuk BBM itu dipastikan akan membengkak jika tiap hari harus melalui jalur alternatif selama Jembatan Jurug B Solo ditutup.

Naimah, mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, mengaku sudah membayangkan kemacetan ketika waktu-waktu tertentu saat melewati kawasan Jurug. Kepada Solopos.com, Senin, warga Jl Amarta, Karanganyar, ini mengaku tidak punya banyak pilihan untuk berangkat ke kampusnya.

Baca Juga: Penutupan Jembatan Jurug, Kebakkramat-Solo via Jalur Alternatif Utara 45 Menit

Ia terpaksa mengambil risiko terkena macet dengan melewati Jembatan Jurug C saat Jembatan Jurug B ditutup. “Sekarang memang masih belum ada masalah karena Jurug B masih bisa dilewati. Kalau nanti sudah ditutup total dan cuman bisa lewat Jurug C enggak kebayang macetnya apalagi pas sore pulang kantor,” keluhnya.

Keluhan yang sama juga disampaikan Wisnu saat berbincang dengan Solopos.com, Senin. Pria yang sehari-hari bekerja di bagian penjualan salah satu diler mobil di Kota Solo ini, mengatakan pengerjaan proyek yang bersamaan dalam setahun ke depan akan membuat kemacetan tak terhindarkan.

“Proyeknya bareng semuanya mulai pas September tahun ini, kok ya bisa bareng sedangkan semuanya itu ya titik macet sama penghubungnya ke Solo. Jurug B, Jembatan Mojo, [viaduk] Gilingan semuanya bersamaan. Akses yang dikasih juga bukan jalan utama, kalau mau muter juga makan waktu,” ucapnya.

Baca Juga: 2 Jembatan Ditutup Bersamaan, Dishub Solo Sarankan Warga Beralih Naik Bus BST

Jembatan Goyang

Menurut Wisnu, kenaikan harga BBM juga kian mempersulit keadaan saat Jembatan Jurug B Solo ditutup nanti. Dengan jarak tempuh yang lebih jauh lewat jalur alternatif ditambah ancaman kemacetan, pastinya akan menghabiskan lebih banyak uang untuk membeli bahan bakar.

“BBM kok ya pas naik, nek gini yo mumet, sudah harga naik, jarak tempuh nambah, pengeluaran yo bengkak. Sedangkan pemasukan pas kerja juga tidak naik, kan jadi pusing kalau gini,” ujarnya.

Namun, tidak semua kontra dengan adanya pembangunan Jembatan Jurug B. Mulyadi, salah satu sopir ojek online yang biasa melewati Jembatan Jurug B mengaku memang sudah waktunya jembatan yang dibangun pada 1970-an diperbaiki. Menurut Mulyadi, ketika dilewati bersamaan dengan kendaraan berat seperti truk dan bus, bagian struktur jembatan sedikit goyang.

Baca Juga: Jembatan Jurug B Solo Ditutup Mulai 18 September, 2 Jalur Alternatif Disiapkan

“Memang sudah mestinya diganti atau diperbaiki, soalnya beberapa kali lewat pas ada truk sama bus yang bareng, jembatannya agak goyang. Kualitas aspalnya juga sudah sangat buruk, ada jalan yang bolong cuman ditambal tapi ya lama-lama bolong lagi dan jadi bahaya karena enggak rata,” ulasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Jembatan Jurug A dan B Solo akan ditutup total mulai 18 September untuk pembongkaran dan pembangunan Jembatan Jurug B. Jembatan Jurug A ditutup bukan karena akan diperbaiki namun supaya tidak dilewati kendaraan mengingat struktur bangunannya yang sudah rapuh.

Selama penutupan dua jembatan itu, Jembatan Jurug C menjadi tumpuan arus lalu lintas baik masuk maupun keluar Solo. Menurut data dari Dishub Kota Solo, saat ini ada 70.000-an kendaraan yang melintas di Jembatan Jurug B per harinya. Sedangkan Jembatan C dilewati sekitar 42.000 kendaran per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya