SOLOPOS.COM - Jembatan darurat Nambangan, Selogiri, Wonogiri-Nguter, Sukoharjo, putus diterjang arus Sungai Bengawan Solo. Foto diambil, Desember 2020. (Solopos-Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI — Pembangunan ulang jembatan darurat Desa Nambangan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri-Desa Nguter, Kabupaten Sukoharjo, kemungkinan besar batal dilaksanakan. Warga memilih menunggu proyek pembangunan jembatan lama Nambangan selesai.

Kepala Desa Nambangan, Suparno, kepada Solopos.com, Sabtu (30/1/2021), menginformasikan jembatan darurat hingga akhir Januari lalu belum dibangun ulang. Menurut dia kemungkinan besar jembatan darurat di atas Sungai Bengawan Solo itu batal dibangun lagi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Itu karena hingga sekarang masih penghujan, sehingga debit air sungai besar setiap hari yang membuat arus air deras. Parahnya lagi arus air membawa banyak sampah.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Klaten Masih Tinggi Meski Sudah PPKM, Apa Sebabnya?

Jika dipaksakan dibangun kembali jembatan darurat yang berstruktur bambu akan terputus lagi akibat diterjang arus air. Sebelumnya jembatan sesek itu terputus hingga tiga kali setelah dibangun kali pertama pada Oktober 2020 lalu.

“Terlebih, proyek pembangunan jembatan lama Nambangan akan selesai Mei mendatang atau empat bulan lagi. Jika jembatan darurat dibangun lagi dan tak terputus pun, pemanfaatannya akan tidak efektif. Toh, jembatan utama tak lama lagi selesai dibangun. Biaya untuk membangun jembatan darurat juga tak murah, mencapai puluhan juta rupiah,” kata Suparno.

Seperti diketahui, jembatan darurat dibangun untuk memudahkan warga Nambangan menuju Nguter dan sebaliknya. Banyak warga yang berdagang di Pasar Nguter.

Baca juga: PPKM, Kasus Covid-19 di 3 Kabupaten/Kota di Jateng Ini Tetap Melonjak

Warga tak bisa langsung menuju Nguter seperti biasanya lantaran jembatan lama Nambangan sedang dibangun, sejak September 2020.

Melalui Jalan Raya

Proyek senilai lebih dari Rp12 miliar itu ditarget rampung Mei mendatang. Selama proyek belum selesai dan jembatan darurat belum berhasil terbangun, warga harus melalui jalan raya Wonogiri-Sukoharjo jika ingin ke Nguter atau sebaliknya yang jaraknya lebih jauh.

Menurut Suparno warga sekarang sudah terbiasa melalui jalan raya Wonogiri-Sukoharjo. Warga yang biasanya jalan kaki kini diantar anggota keluarganya menggunakan sepeda motor. Demikian halnya warga yang biasanya bersepeda.

Warga dekat lokasi jembatan darurat yang sempat terbangun di Dusun Ngepos, Desa Nambangan, Siman, mengatakan warga belum mempunyai rencana lagi membangun ulang jembatan darurat.

Baca juga: Strategi Pengendalian Covid-19 Wonogiri, Begini Instruksi Bupati Untuk Para Camat

Saat ini belum ada dana lagi untuk membangun ulang jembatan darurat. Becermin pada kebutuhan sebelumnya, pembangunan jembatan darurat menelan dana lebih kurang Rp30 juta yang berasal dari kontraktor pelaksana proyek pembangunan jembatan lama Nambangan dan swadaya warga.

Saat jembatan darurat dibangun, waktu itu hujan masih jarang. Walau begitu arus sungai sudah besar dan membuat jembatan putus tiga kali.

“Apalagi kalau dibangun sekarang [saat hujan sudah sering turun],” ujar lelaki paruh baya itu. Jika arus air tak membawa sampah Siman meyakini struktur penyangga jembatan kuat menahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya