SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

GARUT –– Sejumlah siswa SMP Satu Atap 1 Cibalong terpaksa merayap di dinding tebing macam cicak untuk bisa sampai ke sekolah. Padahal sebelumnya sudah disediakan rakit bambu untuk penyeberangan pasca terputusnya jembatan gantung Cisanggiri, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Menurut salah seorang SMP, Rudi, hal itu dilakukan untuk menghindari agar sepatunya tidak basah saat naik rakit bambu, disamping pada saat hujan besar air meluap rakit tidak bisa dipergunakan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Ya, kalau air sungai meluap rakit nggak dipakai, terus kalau lewat tebing-tebing tadi sepatu nggak basah jadi belajarnya enak”, ujarnya, Sabtu (28/1/2012), kepada wartawan.

Rudi bersama teman-temannya berharap Pemerintah segera membangun jembatan gantung yang baru, agar para siswa bisa dengan leluasa meyebrangi sungai Cisanggiri yang memiliki lebar sekitar 100 meter dan kedalaman air normal mencapai 1,5 meter.

“Kalau terus merayap di tebing, saya juga takut jatuh kecebur ke sungai Pak, jadi jembatannya kapan dibangun “, ungkapnya.

Sementara itu salah seorang guru di SMP Satu Atap 1 Cibalong, Pepen Purnama mengakui bahwa siswa SMP yang merupakan warga Dusun Cadas Bodas yang berjumlah 25 orang, sejak 3 minggu terakhir sering bolos belajar. Terutama pada saat cuaca sedang hujan.

“Tapi kami memaklumi, mereka nggak masuk sekolah karena air sungai meluap. Daripada menjadi korban, lebih baik mereka nggak sekolah,” tandasnya.

(detikcom)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya