SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Wonogiri (Espos)–Jembatan Tangkluk di Dusun Tangkluk, Pare, Selogiri ambol satu sisi samping sebelah barat. akibat hujan pukul 20.00 WIB hingga Jumat (15/10) pagi hari.

Akibatnya, jalur utama antardesa di Kecamatan Selogiri putus bagi kendaraan roda empat. Bagi warga Tangkul sebelah selatan jembatan jika ingin pulang mengendari roda empat harus memutar sejauh 4 kilometer. “Kejadian tadi pagi, sekitar jam 02.00 WIB,” ujar Saimo, warga Pare.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sekretaris Desa Pare, Sriyanto saat ditemui Espos di ruang kerja menyatakan jembatan itu dibangun 1970-an. Sriyanto menjelaskan kondisi tanah di atas jembatan sudah lama terkikis dan menimbulkan lubang. “Gerusan air hujan Kamis malam mencapai puncak dan tiang jembatan ambrol.”

Lebih lanjut dijelaskan, keberadaan besi rel kereta api sudah lama, karena jaman dahulu warga Desa Pare mengembangkan tanaman tebu. “Jembatan masih menggunakan sesek, sehingga warga mengusulkan dibuat rel untuk mengangkut tanaman tebu. Rel dibangun untuk lori. Rel-rel itu masih ada sampai sekarang dan ikut ambrol,” katanya.

Sekdes Pare menyatakan untuk sementara, jalur melingkar yang layak untuk kendaraan roda empat adalah, Lingkungan Pakis dan Blimbing, Kelurahan Wuryorejo-Dusun Pondok-Josari, Gondang, ketiganya masuk Desa Pare. Jembatan itu merupakan penghubung ke Desa Keloran, Kepatihan dan Pule, Kecamatan Selogiri.

Berdasar pantauan Espos, sisi barat jembatan telah dipasang bambu. Pemasangan itu sebagai langkah antisipasi, agar pengguna jalan-roda dua/motor-lebih tenang. Walau jembatan ambrol, warga masih memanfaatkan lokasi sekitar untuk mancing ikan. Menurut Saimo, lokasi tersebut memang menjadi lokasi pemancingan.

Sementara itu, Camat Selogiri, Bambang Haryanto turun ke lokasi setelah mendapat laporan. “Ambrolnya jembatan karena bencana alam. Kamis malam hujan deras menguyur Selogiri, menyebabkan Jembatan Tangkluk ambrol. Jembatan itu menjadi jembatan utama menghubungkan antardesa, sehingga sementara mobilitas kendaraan roda empat ditutup.”

Mantan Camat Slogohimo dan Puhpelem ini menyatakan, volume jembatan panjang 14 meter, lebar 4,5 meter dan tinggi 5 meter. “Taksir kerugian senilai Rp 225 juta.”
tus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya