SOLOPOS.COM - Ilustrasi umrah di Masjidil Haram Mekkah, Saudi Arabia. (JIBI/Solopos/Antara/Dok)

BBPKPM mendorong jemaah umrah memeriksakan kesehatan paru sebelum berangkat ke Tanah Suci.

Solopos.com, SOLO — Risiko gangguan paru bagi calon jemaah umrah berisiko tinggi meningkat 50% saat berada di Tanah Suci. Sayangnya, tingginya minat masyarakat melaksanakan ibadah umrah belum diimbangi kesadaran pemeriksaan kesehatan, terutama paru.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Hal itu disampaikan Kepala Balai Besar Pengobatan Kesehatan Paru Masyarakat (BBPKPM) Solo, Riskiyana S. Putra, di sela kegiatan Customer Gathering di aula rumah sakit setempat, Kamis (15/12/2016) siang.

“Pengalaman saya beberapa kali menjadi pendamping haji di Tanah Suci, gangguan kesehatan yang paling dikeluhkan jemaah itu penyakit jantung dan masalah paru. Temuan saya di lapangan, lebih dari 50% pasien berisiko tinggi mengalami gangguan tersebut, apalagi yang berusia lanjut,” katanya.

Riski menjelaskan peningkatan risiko gangguan kesehatan saat beribadah haji atau umrah wajar lantaran suhu udara di sana tinggi, udaranya kering, serta kelembapan udara rendah. Dia menyebutkan sejumlah golongan calon jemaah yang memiliki risiko gangguan kesehatan paru antara lain pengidap asma, pneumonia (radang paru), hingga tuberkulosis.

Dia mengutarakan sejumlah calon jemaah umrah maupun haji tidak perlu berkecil hati apabila telah memiliki niat ke Tanah Suci. Disampaikan dia, calon jemaah membutuhkan pemeriksaan kesehatan menyeluruh termasuk terapi yang diperlukan.

“Paling tidak enam bulan sebelumnya, calon jemaah atau keluarga mendorong calon jemaah untuk memeriksakan kesehatan paru. Untuk yang berisiko tinggi terlebih lagi, butuh persiapan agar tidak terjadi komplikasi. Asalkan tidak disertai infeksi yang berat, pasien bisa berangkat,” paparnya.

Menurut pengelola klinik pemeriksaan kesehatan paru khusus jemaah haji dan umrah ini, respons masyarakat untuk mempersiapkan kesehatan paru belum optimal. Ke depan, BBPKPM Solo berencana menggandeng pemilik agen perjalanan serta biro umrah untuk meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga kesehatan menjelang ibadah ke Tanah Suci.

“Fisik menjadi modal utama saat menunaikan ibadah di Tanah Suci. Kalau badan tidak prima setibanya di sana, sayang ibadahnya tidak bisa maksimal,” ujar dia.

Sebelumnya, Kepala Seksi penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Kota Surakarta, Rosyid Ali Safitri, mengatakan setiap pekan sedikitnya ada 1.400 jemaah umrah asal Soloraya yang berangkat ke Tanah Suci.

Keberangkatan jemaah tersebut tidak hanya melalui agen perjalanan atau biro umrah lokal melainkan juga dari Jakarta dan kota lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya