SOLOPOS.COM - Ilustrasi hotel (freepik)

Solopos.com, SOLO — Tingkat keterisian atau okupansi kamar hotel di Kota Solo cukup memprihatinkan sepanjang Januari hingga Maret 2022 yakni hanya sekitar 40 persen.

Padahal Maret merupakan bulan terakhir sebelum Ramadan dan seharusnya menjadi puncak okupansi hotel-hotel di Kota Bengawan. Hal ini membuat pengelola hotel ketir-ketir okupansi akan semakin terjun bebas selama Ramadan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo sebelumnya sempat memprediksi okupansi rata-rata hotel di Kota Solo menjelang Ramadan bisa mencapai 80 persen.

Baca Juga: Hotel Expo 2022: Tingkatkan Okupansi dan Kenalkan Potensi Hotel di Solo

Sebab berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya, saat momen sebelum Ramadan, banyak perusahaan ataupun instansi pemerintah yang memaksimalkan kegiatan mereka. Pelaksanaan kegiatan biasanya diselenggarakan di hotel-hotel yang membuka layanan meeting incentive covention and exhibition (MICE).

“Menjelang Ramadan 2022 ini, sejumlah kegiatan ditunda atau bahkan dibatalkan. Termasuk event-event besar yang biasa diselenggarakan di hotel-hotel,” ungkap Humas PHRI Kota Solo, Sisto A Sreshtho, saat dihubungi Solopos.com, Senin (7/3/2022).

Mobilitas Warga

Pria yang akrab disapa Sisto ini mengaku sangat khawatir dengan okupansi hotel di Solo pada Ramadan nanti. Karena biasanya di Bulan Suci umat Islam itu, kegiatan-kegiatan di hotel sangat terbatas.

Baca Juga: Okupansi Hotel Solo Mulai Membaik, PHRI: Kini Kami Khawatir Dampak Resesi

“Saya khawatir okupansinya semakin turun. Khawatir angkanya terjun bebas. Tapi mudah-mudahan tidak terjadi,” ucapnya.

Lebih miris lagi, PHRI Solo mengaku tidak bisa melakukan banyak hal untuk mengatasi persoalan tersebut. Sebab tingkat okupansi sangat bergantung dengan mobilitas manusia sedangkan saat ini PPKM wilayah Soloraya malah naik ke level 3.

Baca Juga: PHRI Optimistis Okupansi Hotel Soloraya Membaik, Ini Faktornya

“Kalau mobilitasnya tersendat seperti ini, tidak banyak yang bisa kita lakukan. Karena sekali lagi bisnis perhotelan berhubungan dengan mobilitas massa. Yang bisa kami lakukan mungkin hanya bisa menjaga aliran uang yang keluar,” ungkapnya.

Meski demikian, keadaan sulit tersebut sejatinya tidak hanya terjadi menjelang Ramadan 2022. Pada tahun 2021 juga sama. “Hanya, menjelang Ramadan 2021 kondisinya tidak separah ini. Saya tidak hafal pasti angkanya. Namun lebih baik daripada sekarang,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya