SOLOPOS.COM - Sumiyati, 60, (kanan), seorang pedagang beras di Pasar Kota Klaten tengah melayani pembeli di lapaknya. (Moh Khodiq Duhri)

Sumiyati, 60, (kanan), seorang pedagang beras di Pasar Kota Klaten tengah melayani pembeli di lapaknya. (Moh Khodiq Duhri)

Klaten (Solopos.com)–Harga komoditas beras dan telur di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Klaten merangkak naik dalam sepekan terakhir.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Informasi yang dihimpun Espos, Kamis (7/7/2011) kenaikan harga komoditas beras dan telur tersebut terjadi di sejumlah pasar tradisional seperti Pasar Delanggu, Pasar Kota Klaten, dan Pasar Taji Perambanan.

Sumiyati, 50, seorang pedagang beras di Pasar Kota Klaten mengatakan, kenaikan harga beras itu terjadi sejak sepekan terakhir. Menurutnya, rata-rata semua jenis beras mengalami kenaikan pada kisaran Rp 500. ”Beras jenis IR 64 seminggu yang lalu berada pada kisaran Rp 7.000/kg, tetapi sekarang menjadi Rp 7.500/kg. Untuk jenis Membramo semula Rp 7.500/kg menjadi Rp 8.000/kg, sementara jenis Menthik Wangi semula Rp 8.500 menjadi Rp 9.000/kg,” kata warga Desa Senden Kecamatan Ngawen ini.

Selain karena menjelang puasa, Sumiyati menduga naiknya harga komoditas beras diakibatkan semakin sulitnya mendapatkan beras dari petani Klaten. Selama dua tahun terakhir sebagian besar petani di Klaten mengalami gagal panen. Akibatnya, selama ini Sumiyati mengandalkan posokan beras dari luar daerah seperti Sleman, Sragen, dan Brebes. ”Kalau bisa membeli dari petani Klaten tentu harganya lebih murah. Itulah yang membuat harga beras sekarang menjadi lebih mahal karena harus didatangkan dari luar daerah,” urai dia.

Kenaikan harga beras itu juga dibenarkan Ny Anton, pedagang Pasar Kota Klaten lainnya. Menurutnya, selain komoditas beras, harga komoditas telur juga mengalami kenaikan signifikan dari Rp 1.000 hingga Rp 1.500. Ny Anton menjelaskan, semula harga telur berada di kisaran Rp 14.000/kg. Akan tetapi sejak sepekan terakhir harganya melonjak Rp 15.000/kg hingga Rp 15.000/kg. ”Sejak kulakan harganya memang sudah tinggi. Jadi kami tinggal menyesuaikan saja harganya di pasaran,” tandas Ny Anton.

Ny Anton menjelaskan, khusus komoditas minyak goreng curah harganya relatif stabil pada kisaran Rp 9.000/kg. Stabilnya harga juga berlaku pada komoditas gula pasir yang mencapai kisaran Rp 9.000/kg. ”Kalaupun ada perubahan harga itu tidak signifikan, paling selisih Rp 200 hingga Rp 300,” urai dia.

(mkd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya