SOLOPOS.COM - Ratusan warga Kartasura dari berbagai kalangan bersama jajaran TNI/ Polisi kerja bakti membersihkan area dalam Benteng bekas Keraton Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Minggu (23/2/2020). (Solopos/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, SUKOHARJO — Komunitas di Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah akan menyelenggarakan Sadranan Ageng Keraton Kartasura pada Sabtu (26/3/2022) mendatang.

Mereka mengawali rencana itu dengan membentuk kepanitiaan sejak Senin (3/1/2022). Panitia terdiri dari perwakilan warga, organisasi, dan komunitas sekitar Kartasura. Sadranan Ageng Keraton Kartasura rutin dilaksanakan setiap tahun.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Menurut Ketua Panitia Sadranan Ageng, Bagus Sigit Setiawan, 37, kegiatan kali ini akan berbeda dibandingkan tahun sebelumnya. “Sadranan tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Kalau tahun lalu digelar selama dua hari, terpisah antara acara besik atau membersihkan makam dan keraton dengan acara doa bersama,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Minggu (13/3/2022).

Baca Juga : Geger Pecinan Kartasura: Kisah Sunan Kuning dan Pembelotan PB II

Sadranan tahun ini, katanya, akan selesai dalam waktu satu hari. Pagi hari, lanjut dia, seluruh komunitas dan organisasi di Kartasura dan sekitarnya bersama-sama warga yang tinggal di sekitar lingkungan Keraton Kartasura akan membersihkan komplek pemakaman dan keraton.

Pada malam hari, diadakan doa bersama di Bangsal Keraton Kartasura. Doa bersama akan dihadiri perwakilan komunitas dan organisasi sekaligus warga sekitar dan warga yang leluhurnya dimakamkan di komplek pemakaman Keraton Kartasura. “Besik dimulai pukul 07.00 WIB. Sedangkan doa bersama dimulai pukul 19.30 WIB,” jelas Sigit.

Tradisi Masyarakat Jawa

Sigit menambahkan sadranan merupakan salah satu tradisi di lingkungan masyarakat Jawa Islam. Bentuk kegiatannya membersihkan makam leluhur sekaligus diniatkan berziarah atau mendoakan para leluhur. Waktu pelaksanaan saat menjelang bulan puasa, yaitu bulan Ruwah/Sya’ban.

Baca Juga : Pemkab Sukoharjo Didesak Revitalisasi Kawasan Keraton Kartasura

Sadranan ini kali pertama diinisiasi Walisongo pada zaman Kerajaan Demak atau masa awal penyebaran Islam di Pulau Jawa. Lebih lanjut, Sigit mengakui tradisi itu masih berjalan karena ke kompakan warga sekitar.

“Masih lestari [belum ditemukan kendala]. Sejauh ini lancar karena didukung banyak pihak,” kata pria yang berharap sadranan Keraton Kartasura itu terus berlanjut itu.

Menurutnya, sadranan menjadi langkah warga menjaga kebersihan dengan acara besik atau membersihkan cagar budaya Keraton Kartasura. Selain itu sadranan juga melestarikan tradisi baik peninggalan leluhur, yaitu mendoakan para leluhur.

Baca Juga : Miris, Benteng Eks Keraton Kartasura Banyak Lubang dan Jadi Sasaran Pencurian

Kegiatan itu juga dilakukan untuk mengingat bahwa Keraton Kartasura juga sebagai keraton yang penting. Ia menyebut Keraton Kartasura menjadi cikal bakal dua keraton besar Mataram Islam, yaitu Kasunan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Selain dua kadipaten besar, yaitu Mangkunegaran dan Pakualaman.

Panitia Seksi Kesehatan Sadranan Ageng Keraton Kartasura, Dhenny Kristianto, 30, ketika dihubungi pada Minggu juga mengakui keterlibatan warga Kartasura sangat mendukung pelaksanaan kegiatan.

“Jadi gini, untuk sadranan besok itu yang mengadakan gabungan komunitas atau organisasi. Dari Kartasura ada Ansor, Sabagiri, Untung Suropati, Kartosuro Greget dan masih banyak lainnya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya