SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

GUNUNGKIDUL—Memasuki musim kering yang rutin terjadi di Gunungkidul, sejumlah petani memilih menanam tembakau. Tananam itu dinilai cocok ditanam ketika musim kering.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu petani, Wardi, 24, mengatakan telah menanam tembakau sejak bulan April lalu. Tembakau ditanam di ladang miliknya untuk menggantikan padi yang telah memasuki masa panen belakangan ini.

Ekspedisi Mudik 2024

“Sekarang ini sudah sangat jarang hujan. Kami mengairi ladang pakai air dari kali,” kata Wardi kepada Harian Jogja di Dusun Plembung, Desa Watusigar, Kecamatan Ngawen, Kamis (14/6) siang.

Menurutnya, air itu disedot dari sungai menggunakan mesin pompa. Dalam sehari dia menghabiskan sekitar lima liter bensin untuk mengoperasikan pompa itu. Pompa itu terpaksa digunakan karena hujan sudah jarang turun.

Menurutnya, sejumlah warga Dusun Plembung tidak memilih untuk mburuh ke kota, melainkan tetap bertani tembakau. Tanaman bahan rokok itu dapat dipanen pada Juli serta Agustus.

Wardi mengatakan hasil dari penanaman tembakau lebih besar daripada kacang tanah.

“Harga satu batang bisa sampai Rp1.000 atau Rp2.000. Saya menanam 2.500 batang,” kata Wardi.

Petani lainnya, Sumiyem, 60, mengatakan sungai Dusun Plembung yang dijadikan warga sebagai sumber air itu diprediksikan akan kering pada bulan Agustus atau September. “Sebentar lagi akan habis, sampai sekarang nggak ada pengiriman air ke sini,” kata Sumiyem.(ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya