SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (Dok/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Jumat (23/9/2022) hari ini diprediksi melemah seusai Bank Indonesia mengumumkan kenaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 4,25 persen Kamis (22/9/2022) kemarin.

Pada perdagangan Kamis (22/9/2022), setelah pengumuman suku bunga BI, IHSG secara mengejutkan berakhir menguat 0,43 persen atau 30,59 poin ke posisi 7.218,90.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya menjelaskan pada akhir pekan ini IHSG masih terlihat belum beranjak dari rentang konsolidasi, pola pergerakan masih belum menunjukkan tanda-tanda kekuatan naik yang dapat mengimbangi tekanan turun.

“Namun peluang koreksi masih dapat terus dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian terutama untuk saham saham yang berfundamental kuat,” jelasnya dalam riset harian, Jumat (23/9/2022).

William memprediksi IHSG hari ini berpotensi melemah pada kisaran 7123-7273. Adapun saham-saham yang menjadi rekomendasi di antaranya SMRA, BSDE, ASRI, PWON, CTRA, ASII, TLKM, TBIG, dan BBCA.

Baca Juga: IHSG Diprediksi Lanjutkan Pelemahan, Simak Saham-Saham Ini

Secara terpisah, Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan dalam risetnya menjelaskan, IHSG berpotensi melemah pada perdagangan hari ini. Secara teknikal, candlestick membentuk long white body dengan kenaikan volume dengan stochastic membentuk goldencross.

Kenaikan suku bunga Bank Indonesia sebesar 50 bps dianggap baik untuk menyeimbangkan kenaikan suku bunga The Fed untuk menekan inflasi global.

Selanjutnya, Dennies memperkirakan IHSG bergerak pada level support 7.095 dan 7.160 serta resistance 7.193 dan 7.258. Adapun beberapa saham yang menjadi rekomendasi Dennies untuk perdagangan hari ini adalah WIIM dan ADRO.

Kenaikan suku bunga The Fed dan Bank Indonesia tidak serta-merta menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Bahkan, ada sektor saham yang diprediksi masih moncer di tengah tren hawkish saat ini.

Baca Juga: Menko Airlangga Ungkap Tiga Sektor Penggerak Perekonomian Suatu Negara

Pada Kamis (22/9/2022) kemarin, IHSG dibuka melemah pada posisi 7.139,61 turun 0,68 persen atau 48,7 poin. Kemudian IHSG ditutup menguat 0,43 persen atau naik 30,59 poin ke posisi 7.218,9 pada akhir perdagangan.

Analis Erdikha Elit Sekuritas Ivan Kasulthan mengatakan kenaikan suku bunga baik dari bank sentral Amerika Serikat alias Federal Reserve (The Fed) sebanyak 75 basis poin ditambah kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI), yakni BI7DDR sebanyak 50 basis poin memengaruhi pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini.

Ivan menilai sektor yang cukup defensif dengan adanya sentimen-sentimen tersebut adalah sektor consumer goods dan juga kesehatan. Hal ini lantaran kedua sektor tersebut tidak terpengaruh dengan kondisi perekonomian secara makro.

“Jadi efek dari kebijakan moneter tentu juga tidak berdampak signifikan terhadap sektor ini,” ujar Ivan kepada Bisnis pada Kamis (22/9/2022).

Di sisi lain, menurut Ivan, sektor lain yang cukup sensitif dengan adanya kenaikan suku bunga adalah perbankan, otomotif, properti, dan teknologi.

Baca Juga: IHSG Diprediksi Menguat Terbatas, Cermati Saham-Saham Ini

Terpisah, Head of Research NH Korindo Liza Camelia Suryanata mengatakan saham-saham bank besar relatif stabil dalam uptrend.

Apalagi jika IHSG dapat bangkit dengan adanya dukungan dari sektor keuangan. “Saham-saham bank besar relatif stabil dalam uptrend nya. Apalagi jika IHSG recover didukung oleh sector finance, maka akan bagus sekali karena finance adalah tulang punggung IHSG,” ujar Liza kepada Bisnis pada Kamis (22/9/2022).

Lebih lanjut, Liza mengatakan sektor perbankan memang tidak bisa dipungkiri menjadi sektor yang paling diuntungkan karena kenaikan suku bunga akan meningkatkan marjin bunga bersih atau net interest margin (NIM).

Meski demikian, kenaikan suku bunga disebut bagai pedang bermata dua lantaran adanya risiko penurunan volume kredit dimana masyarakat menolak untuk mengambil pinjaman bank.

“Bayar bunga nya makin berat, sementara cost perusahaan naik terus due to inflasi,” jelas Liza.

Liza kemudian merekomendasikan beberapa saham big caps sektor perbankan. Namun, ia mengingatkan saran stoploss dilakukan berdasarkan posisi penutupan perdagangan pada besok Jumat (23/9/2022).

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Solopos.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya