SOLOPOS.COM - Para pelajar saat mengunjungi di salah satu lokasi bersejarah di Kota Madiun, Minggu (22/3/2021). (Istimewa)

Solopos.com, MADIUN -- Belasan pelajar mengikuti jelajah sejarah di tempat-tempat kuno di Kota Madiun. Mereka berkunjung di tiga tempat bersejarah yakni Gedung Bosch Bouw, Jl. Pahlawan, dan Rumah Tahanan Militer.

Kegiatan jelajah sejarah ini diselenggarakan pada Minggu (22/3/2021) pagi. Belasan pelajar SMP dan SMA ini berkeliling dari satu lokasi ke lokasi lainnya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Lokasi pertama yang dikunjungi adalah gedung Bosch Bouw yang ada di Jl. Diponegoro. Di lokasi ini para pelajar dijelaskan mengenai sejarang gedung yang dibangun pada 1912. Gedung tersebut awalnya difungsikan sebagai Sekolah Pamong Praja Pribumi atau Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA). Selanjutnya gedung tersebut berganti nama menjadi Middleber Opleiding School Voor Indlandsche Ambtenaren (MOSVIA).

Baca juga: Soal Cabai Diduga Dicat di Banyuwangi, Kemendag Turun Tangan

Pegiat sejarah dari Historia Van Madioen (HVM), Septian Dwita Kharisma, mengatakan jelajah sejarah ini untuk memperkenalkan sejarah Madiun kepada para pelajar. Terlebih, sejarah lokal seperti ini tidak ada dalam buku pelajaran yang ada di sekolahan.

Menurutnya, sejarah Madiun menarik dan layak untuk dibahas. Dengan memperkenalkan bangunan-bangunan bersejarah ini, para pejalar diharapkan akan tertarik dan bisa mengambil nilai dari pelajaran sejarah.

Para pelajar ini diajak melihat bangunan bersejarah Bosch Bouw. Setelah berkeliling di gedung tersebut, para pelajar kemudian diajak keliling di Jl. Pahlawan.

Baca juga: Cegah Bencana, 10.000 Bibit Akar Wangi Ditanam di Lereng Gunung Wilis

Bangunan Bersejarah

Di jalan paling ramai di Kota Madiun itu, kata Septian, ada sejumlah bangunan bersejarah yang diperkenalkan kepada para pelajar. Antara lain gedung Bakorwil Madiun, Balai Kota Madiun, markas Kodim 0803 Madiun, gereja ST Cornelius, Lawu Plaza, bekas gedung RRI, dan Hotel Merdeka.

“Dulunya bangunan Lawu Plaza itu adalah rumah seorang noni Belanda bernama Mary Manuel. Setelah kematiannya, gedung tersebut diwakafkan untuk gedung pertunjukkan seni. Kemudian setelah masa kemerdekaan, gedung ini menjadi gedung bioskop Lawu. Dan saat ini menjadi Lawu Plaza,” jelas Septian.

Lokasi terakhir yang dikunjungi adalah Rumah Tahanan Militer di Jl. Ahmad Yani. RTM ini dibangun pada 1917 dengan nama s’land Gevangenis (penjara negara) atau Kleine Boei (penjara kecil). Penjara ini untuk mengurung tahanan politik pemerintah Belanda.

Baca juga: Stadion dan GOR Wilis Dibenahi, Pemkot Anggarkan Rp700 Juta

“Pada masa Jepang, bangunan ini diambil alih oleh pasukan Jepang dan dijadikan Kamp Interniran orang-orang sipil Belanda dan Eropa di Madiun pada tahun 1942-1945. Pada masa Kemerdekaan Indonesia, penjara ini diambil alih oleh kaum republik untuk dijadikan penjara polisi militer dan menahan tahanan politik Indonesia, seperti Tan Malaka dan Sutan Syahrir. Penjara ini terkahir aktif pada tahun 2000-an,” terang Septian.

“Respons para pelajar itu justru kagum dan baru tahu kalau sejarah Madiun seperti itu. Karena memang lokasi-lokasi bersejarah di Madiun jarang ada di buku pelajaran,” jelas dia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya