SOLOPOS.COM - Menhir di areal persawahan Matesih, Karanganyar. (Detik.com)

Solopos.com, KARANGANYAR – Ratusan menhir tersebar di areal persawahan Dusuh Ngasinan, Desa Karangbangun, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah yang dikenal dengan nama Situs Watu Kandang. Situs tersebut adalah salah satu jejak peninggalan prasejarah di Bumi Intanpari.

Dikutip dari situs Kebudayaan.kemendikbud.go.id, Selasa (23/3/2021), para arkeolog berpendapat Situs Watu Kandang di Matesih diperkirakan berasal dari zaman Megalitikum dan terus berkembang hingga abad XII M.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Situs Watu Kandang Matesih berupa bangunan temu gelang (stone enclosure), yaitu sekelompok batu (menhir) yang disusun dalam bentuk formasi temu gelang. Formasi ini oleh penduduk setempat sering disebut dengan istilah watu kandang.

Baca juga: Bak Stonehenge di Inggris, Ratusan Menhir Berjajar di Persawahan Matesih Karanganyar

Setelah dilakukan penelitian pada situs Matesih, beberapa artefak ditemukan yaitu antara lain gerabah, fragmen keramik asing, fragmen besi, manik-manik dan bekas liang lahat.

Jika diinterpretasikan, bangunan-bangunan batu yang ada di kedua situs ini berfungsi sebagai tempat pemujaan sekaligus tentat penguburan. Batu-batu yang ada di watu kandang merupakan tatanan batu gelang (stone enclosure).

Struktur batu temu gelang yang ada di Situs Watu Kandang Matesih terdiri dari beberapa variasi bentuk, seperti persegi panjang, oval, dan tidak beraturan. Ukurannya ada yang besar (panjang atau diameter lebih dari 150 cm) dan ada pula yang berukutan kecil (panjang atau diameter kurang dari 150 cm).

Baca juga: Pesta Ciu di Siang Bolong, 6 Warga Jebres Solo Diciduk Polisi

Mirip Stonehenge

Selain itu ditemukan juga beberapa menhir atau bebatuan yang berdiri tegak menjulang ke angkasa sebagai lambang arwah nenek moyang alias menhir di Situs Watu Kandang Matesih. Tahta batu itu sering disebut dengan kursi batu.

Bebatuan yang berdiri tegak di lahan seluas dua hektare itu mirip lokasi stonehenge di Inggris. Warga setempat sengaja tidak menyingkirkan bebatuan itu karena menyadari bahwa menhir tersebut merupakan situs prasejarah.

Baca juga: Kampung Klatak Karangpandan, Sentra Kuliner Baru di Karanganyar

Juru kunci situs tersebut, Giyatno mengatakanada sekitar 599 menhir dengan ketinggian sampai tiga meter di wilayah tersebut. Dalam satu formasi utuh biasanya ada sekitar 10 batu.

"Ada yang sudah roboh, ada yang dirobohkan agar bisa ditanami. Karena waktu dulu kan warga tidak tahu," katanya seperti dikutip dari Detik.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya