Solopos.com, SOLO – Nama Pasar Laweyan dan Bandar Kabanaran sudah melegenda sebagai jantung perekonomian sekaligus pusat perdagangan kapas atau lawe pada era Kerajaan Pajang (1568–1587). Seiring meredupnya layanan transportasi air di Sungai Bengawan Solo dan Sungai Jenes, nama Pasar Laweyan dan Bandar Kabanaran pun kini tinggal nama.
Sejak abad ke-16, Laweyan sudah dikenal sebagai daerah perdikan Kerajaan Pajang. Bahkan, status perdikan itu masih melekat hingga abad ke-20 di bawah kekuasaan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningkrat.
Sudah Langganan ? Login
Lanjutkan Membaca...
Silakan berlangganan untuk membaca artikel ini dan dapatkan berbagai konten menarik di Espos Plus.