SOLOPOS.COM - Pasoepati saat melawat ke Malang. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Kelompok suporter Persis Solo, Pasoepati, memiliki kedekatan dengan almarhum penyanyi campursari Didi kempot. Hal itu terbukti dengan sejumlah chant yang digunakan Pasoepati yang terinspirasi dari lagu-lagu sang maestro.

Salah satunya adalah lagu Stasiun Balapan yang diubah liriknya oleh pasoepati untuk mendukung Pelita Solo kala itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ooo..oo..oo Pelita Solo! Ooo..oo..oo Pelita Solo! Ooo..oo..oo..ooo!” Demikian bunyi sepenggal chant Pasoepati dengan iringan bass drum yang bergemuruh.

Maling Ayam di Nusukan Solo Ternyata Sudah 7 Kali Beraksi, Ini Hasil Curiannya

Ekspedisi Mudik 2024

Chant itu berulangkali menggema saat Pelita bertandang ke markas Arema Malang di Stadion Gajayana, Malang, 21 Mei 2000. Meski pendukung Pelita saat itu hanya berjumlah 2.000 orang, suara nyaring mereka mampu melecut semangat Bako Sadissou dkk. untuk menahan gempuran Singo Edan.

Pelita pun sukses menggondol satu poin setelah laga berakhir imbang 0-0. Laga tersebut menjadi sejarah kali pertama Pasoepati menggubah lagu Stasiun Balapan milik Didi Kempot untuk menjadi chant penyemangat tim.

Saat itu, almarhum Didi Kempot memang sudah punya nama meski tak setenar belakangan ini. Tembang Stasiun Balapan yang diluncurkan tahun 1999 banyak dinyanyikan warga Solo dan sekitarnya.

Yang Lain Lesu, Jualan Mobil Peugeot Melonjak di Tengah Pandemi

“Pengambilan intro lagu Stasiun Balapan sebagai nyanyian suporter berlangsung spontan saja. Saat itu lagu-lagu Didi Kempot memang sudah akrab di telinga,” ujar pendiri Pasoepati, Mayor Haristanto, saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (7/5/2020).

Lagu Lainnya

Setelah duel bergengsi tersebut, gubahan lagu Stasiun Balapan selalu menggema di stadion saat Pelita bermain di Stadion Manahan maupun melawat ke markas lawan. Lagu yang kental dengan nuansa Kota Solo itu bahkan terus menggema di stadion meski Pelita memutuskan hijrah dari Kota Bengawan pada 2002. Pasoepati masih setia menyanyikan karya legendaris Didi Kempot itu saat mendukung Persijatim Solo FC hingga 2005.

“Sebenarnya Pasoepati juga menyanyikan lagu almarhum Didi Kempot yang lain seperti Cucak Rowo dan Iwak Peyek. Namun yang paling membekas tampaknya Stasiun Balapan. Liriknya yang simpatik bisa memompa semangat suporter dan pemain saat berada di stadion,” ujar Mayor.

Biaya Tes Swab Covid-19 Mahal Repotkan Pemerintah Daerah, Berapa?

Mayor menilai Didi Kempot yang baru saja meninggal Selasa (5/5/2020) layak disejajarkan dengan maestro sekelas Gesang maupun Waldjinah. Dia pun mendorong Pasoepati kembali melestarikan lagu-lagu Didi Kempot saat menyemangati Persis Solo di lapangan hijau.

Menurut Mayor, upaya itu bisa sekaligus menjadi penghormatan publik Solo atas sumbangsih The God Father of Broken Heart, julukan Didi Kempot. “Ini saatnya menggaungkan lagi lirik-lirik berbahasa Jawa yang simpatik. Lagu Didi Kempot bisa menjadi salah satu inspirasi.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya