SOLOPOS.COM - ilustrasi listrik (Dok/JIBI/Solopos)

Provinsi Jawa Timur suplus listrik.

Madiunpos.com, SURABAYA — Provinsi Jawa Timur tinggal menunggu perbaikan iklim usaha di sektor manufaktur dalam upaya peningkatan penyerapan surplus listrik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Provinsi tersebut mengalami surplus tenaga listrik sebesar 2.000 megawatt. PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur memastikan kapasitas ini cukup untuk memenuhi kebutuhan industri berapapun besarnya. Oleh karena itu pihaknya berharap aliran investasi baru di Jatim semakin lancar pada tahun ini.

“Kami harapkan surplus listrik ini memang untuk diserap kalangan industri. Sementara pelanggan rumah tangga kan pertumbuhan konsumsinya alamiah saja sejalan dengan peningkatan taraf hidup,” tutur Manajer Komunikasi, Hukum, dan Administrasi PLN Distribusi Jawa Timur Wisnu Yulianto, di Surabaya, Kamis (23/6/2016).

Rupanya untuk menyerap listrik sebanyak 2.000 megawatt bukan perkara mudah bagi industri manufaktur mengingat perlambatan bisnis yang sedang melanda. Kajian Keuangan dan Ekonomi Regional Jawa Timur yang dipublikasikan Bank Indonesia menyatakan pertumbuhan industri pengolahan triwulan I/2016 melambat jadi 5% (year on year).

Kondisi tersebut terpengaruh perlambatan perumbuhan produksi manufaktur, yakni dari 4,67% (yoy) pada triwulan keempat tahun lalu menjadi 0,81% (yoy) pada tahun ini. Demikian pula industri mikro dan kecil tumbuh melambat jadi 5,43%.

Geliat di sektor industri pengolahan khususnya manufaktur diharapkan bisa menjadi cambuk khusus guna melecut pertumbuhan. Jika iklim bisnis di sektor ini membaik otomatis berpengaruh terhadap kebutuhan energi, baik gas terutama listrik.

Saat ini listrik di Jawa Timur tersediaq 8.600 megawatt. Pada saat beban puncak konsumsi menyentuh 5.600 megawatt. Selain ini, setrum disalurkan pula ke Bali 350- 400 megawatt, serta bagian barat Indonesia sekitar 1.400 – 1.500 megawatt.

“Alhasil ada surplus sekitar 2.000 megawatt. Tapi penyerapan ini oleh industri tergantung banyak faktor,” ucap Wisnu.

Pengutamaan kepada pelaku industri diterapkan PLN melalui sejumlah jurus, seperti diskon maupun skema penundaan pembayaran. Kebijakan ini mendapatkan respon yang cukup baik dari kalangan industriawan di Jawa Timur.

“Sampai dengan 10 Juni sudah ada 292 perusahaan yang memanfaatkan insentif itu,” kata General Manager PT PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali Warsono.

Jumlah itu khusus merujuk pelanggan golongan industri yang memanfaatkan program diskon listrik. Total daya yang dari 292 perusahaan tersebut mencapai 968.780 kilo volt ampere (KVA). Di samping ini ada pula yang memanfaatkan penundaan pembayaran listrik sebanyak 18 perusahaan setara 42.655 KVA.

PLN memperkirakan surplus listrik di Jawa Timur akan semakin besar seiring dengan mulai beroperasinya beberapa pembangkit listrik baru yang masuk dalam program percepatan pembangunan 35.000 megawatt (MW).

Ada empat pembangkit baru bertenaga batu bara dan gas yang diperkiraan beroperasi sampai 2018. Mereka adalah pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU_ Gresik 800 MW, PLTGU Peaker Perak Surabaya 500 MW, PLTGU Peaker Grati Pasuruan 450 MW, dan PLTU Tanjung Awar-awar 350 MW.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya