SOLOPOS.COM - Rimpang wasabi. (FAO)

Solopos.com, BANJARNEGARA — Tanaman asli Jepang yang berhasil dibudidayakan di Indonesia, wasabi, menjadi salah satu komoditas berharga mahal yang diekspor Jawa Tengah pada akhir tahun lalu. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo melepas ekspor produk pertanian itu di Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, Jumat (31/12/2021).

Selain wasabi, komoditas lain yang diekspor antara lain cabai hijau, mukimame, kopi, kapuk, albasia bare core, gula merah, sarang burung walet, tepung terigu, dan tepung porang. Jawa Tengah memang menjadi andalan ekspor produk pertanian. Nilai ekspor pada akhir tahun lalu itu sebanyak 637,6 ton dengan total nilai ekspor Rp51 miliar. Ulasan lengkap bisa dibaca di Wasabi Asal Jawa Tengah Diekspor Mahal ke Jepang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sekatenan atau sekaten Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat adalah tradisi religi yang berkembang menjadi budaya sekaligus alat legitimasi raja. Acara sekaten tahun ini kembali digelar mulai tanggal 16 September 2022 hingga 16 Oktober 2022.

Ekspedisi Mudik 2024

Darsiti Soeratman dalam buku Kehidupan Dunia Kraton Surakarta, 1890-1939 (2000) memaparkan sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 secara garis besar upacara yang dilangsungkan di keraton dapat dikategorikan menjadi dua kelompok. Penjelasan lengkap bisa dibaca di Sekaten, Tradisi Religi Jadi Budaya dan Alat Legitimasi Raja.

Relief di kompleks Candi Sukuh salah satunya berkisah mengenai sosok Sahadewa yang meruwat Dewi Durga agar terbebas dari kutukan dan dosa. Relief itulah yang salah satunya menyimpulkan fungsi candi yang berlokasi di lereng barat Gunung Lawu itu.

Sahadewa adalah tokoh Pandawa yang kelima. Ia lantas mendapat julukan Cuddhamala,  Menurut asal katanya “cuddha-mala” berarti “bersih dari noda dosa”. Nama ini diberikan kepada Sahadewa karena berhasil membersihkan atau menghilangkan noda dosa Dewi Durga atau Dewi Uma dari kutukan Batara Guru. Kisah lengkap bisa dibaca di Di Candi Sukuh, Sahadewa Meruwat Durga dari Dosa.

Pada 1989, Indonesia pernah dihebohkan dengan kasus biskuit beracun. Saat itu, 141 orang keracunan setelah menyantap biskuit. Sebanyak 35 orang di antara mereka meninggal dunia. Usut punya usut, kasus ini bermula dari kecerobohan pihak produsen biscuit.

Pegawai pabrik biskuit itu tak sengaja menukar amonium bikarbonat (sejenis bahan pembuat biskuit supaya renyah) dengan natrium nitrat (NaNO3). Natrium nitrat atau sodium nitrit merupakan zat berbahaya yang biasa dipakai dalam bahan peledak, bahan bakar padat roket, juga pada kaca dan pelapis tembikar. Uraian lengkap bisa dibaca di Tragedi Biskuit Beracun yang Telan 35 Korban Jiwa pada 1989.

Pembahasan semua topik di atas bisa dibaca hingga tuntas di kanal Espos Plus. Konten-konten premium di kanal Espos Plus menyajikan pembahasan dengan sudut pandang tajam, komprehensif, dan berdata lengkap. Konten premium menyajikan analisis mendalam atas suatu topik. Silakan mendaftar terlebih dulu untuk mengakses konten-konten premium tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya