SOLOPOS.COM - Ilustrasi sawah. (freepik.com)

Solopos.com, SUKOHARJO – Realisasi penyaluran pupuk bersubsidi jenis urea di Kabupaten Sukoharjo hingga April 2022 sebanyak 3.652 ton atau sekitar 28,83 persen. Sementara petani yang belum menerima kartu tani bisa menebus pupuk bersubsidi menggunakan fotokopi kartu tanda penduduk elektronik (KTP-el).

Sekretaris Dinas Pertanian dan Perikanan (DPP) Sukoharjo, Dyah Rilawati, mengatakan realisasi penyaluran pupuk bersubsidi jenis urea hingga April terbanyak dibanding pupuk bersubsidi lainnya. Misalnya, realisasi pupuk ZA sebanyak 7,65 ton atau sekitar 15,94 persen, pupuk organik sebanyak 282 ton atau sekitar 25,76 persen.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Masih ada delapan bulan lagi untuk menggenjot realisasi pupuk bersubsidi melalui program indeks pertanaman (IP) 400. Penyaluran pupuk bersubsidi mengacu pada rencana definitif kebutuhan kelompok tani (RDKK) yang disusun oleh gabungan kelompok tani (gapoktan),” kata dia, saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (27/5/2022).

Selama ini, urea menjadi salah satu pupuk yang paling banyak digunakan petani di lahan pertanian maupun budidaya. Para petani menggunakan pupuk urea saat awal masa tanam (MT) padi. Pupuk urea yang berbentuk butiran putih memasok unsur nitrogen yang dibutuhkan tanaman.

Dyah menyebut pemerintah pusat mengambil kebijakan mengurangi alokasi pupuk bersubsidi pada tahun ini. “Jika para petani protes ke distributor maupun kios pupuk lengkap (KPL), mereka tak bisa apa-apa. Karena memang ada pengurangan alokasi pupuk bersubsidi. Para petani bisa menggunakan pupuk jenis lainnya seperti organik,” ujar dia.

Baca juga: PMK & Penutupan Pasar Hewan Tak Pengaruhi Harga Daging Sapi Sukoharjo

Pupuk bersubsidi disalurkan langsung ke setiap gabungan kelompok tani (gapoktan). Setiap gapoktan wajib menyusun rencana RDKK yang berisi kebutuhan pupuk bersubsidi. RDKK juga berisi identitas diri petani dan luas lahan pertanian.

Berdasarkan data DPP Sukoharjo, alokasi pupuk bersubsidi pada 2022 jenis urea sebanyak 12.668 ton, SP36 3 ton, NPK 5.630 ton, ZA 48 ton, organik 1.067 ton. “Tergantung luasan areal persawahan, semakin luas sawah maka semakin banyak jumlah pupuk yang dibutuhkan,” tutur Dyah.

Empat Kali Masa Tanam

Ditanya terkait kartu tani, Dyah menambahkan para petani wajib mengantongi kartu tani untuk menebus pupuk bersubsidi di KPL yang tersebar di setiap desa/kecamatan. Namun, apabila belum menerima kartu tani bisa menggunakan fotokopi KTP-el. Hal ini guna memudahkan para petani saat hendak menebus pupuk bersubsidi di KPL.

Baca juga: Info Lur.. Pasar Hewan Bekonang Sukoharjo Tutup 24 Mei-6 Juni 2022

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sukoharjo, Sukirno, mengatakan selain pasokan air, penyaluran pupuk bersubsidi menjadi salah satu kunci keberhasilan penerapan konsep IP400 di lahan pertanian. Kebutuhan pupuk bersubsidi dipastikan meningkat lantaran dipengaruhi empat kali masa tanam dalam setahun.

Pemerintah harus mengawasi penyaluran pupuk bersubsidi di kios pupuk lengkap (KPL) kepada anggota kelompok tani. Pengelola KPL diminta untuk memasang spanduk MMT berisi alokasi pupuk bersubsidi masing-masing petani dan harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi.

“Ini upaya agar tak terjadi gejolak terkait penyaluran pupuk bersubsidi di lapangan. Di wilayah Tawangsari, kebijakan ini sudah disepakati para pengelola KPL yang tersebar di setiap desa,” kata dia.

Baca juga: Mau Masuk SMP? Simak Mekanisme Pendaftaran PPDB Sukoharjo

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya