SOLOPOS.COM - Ilustrasi layanan ekspedisi (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Jasa ekspedisi atau pengiriman ekspres di Jatim didominasi perizinan tak berizin.

Madiunpos.com, SURABAYA — Pelaku bisnis pengiriman barang di Jawa Timur gerah terhadap keberadaan perusahaan ilegal alias tidak memiliki izin usaha. Populasi jasa ekspedisi tak berizin tersebut mendominasi karena jumlahnya mencapai 60% dari keseluruhan pelaku jasa pengiriman ekspres itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Jawa Timur Djohan menginginkan pemerintah melakukan penegakkan hukum terhadap perusahaan jasa pengiriman yang tidak memiliki izin usaha. “Kami sendiri sedang konsolidasi untuk menyesuaikan perizinan di bisnis logistik ini, karena selama ini pemerintah concern ke yang punya izin dan yang tak berizin malah dibiarkan,” katanya kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), di Surabaya, Jumat (19/2/2016).

Ekspedisi Mudik 2024

Djohan tidak menyebutkan secara pasti ada berapa banyak pebisnis yang bergerak di bidang jasa pengiriman. Tapi diperkirakan mereka yang berbisnis secara legal hanya 40%, sedangkan 60% sisanya merupakan perusahaan-perusahaan yang izinnya tidak jelas.

Penindakan hukum kepada pebisnis yang tidak berizin dibutuhkan guna menciptakan iklim usaha lebih kondusif. Djohan merasa jika ini terus dibiarkan maka kompetisi yang terjadi menjadi tidak adil. Di samping itu, penertiban usaha ini juga menyangkut perlindungan konsumen dan tenaga kerja.

“Kalau di sidak malah anggota-anggota kami [Asperindo] yang jelas berizin. Yang tidak resmi malah tidak diapa-apakan,” tuturnya.

Seperti halnya usaha jasa pengiriman nasional, di Jawa Timur pun tergantung kepada pergerakan bisnis e-commerce. Pada tahun lalu omzet bisnis e-commerce mencapai Rp258 triliun dan 7% di antaranya adalah biaya ongkos kirim.

Selama sektor e-commerce bergerak maka bisnis logistik tidak berhenti karena distribusi berjalan terus. “Bahkan ada perusahaan jasa pengiriman yang menargetkan 70% pendapatannya dari e-commerce,” ujar Djohan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya