SOLOPOS.COM - Tim SAR gabungan saat melakukan evakuasi sopir truk yang tersapu banjir lahar dingin Merapi di Kali Bebeng, Selasa (7/11/2021). (Solopos.com-Basarnasa SAR Semarang)

Solopos.com, SLEMAN — Perbaikan jaringan air bersih di Bebeng, tepatnya Kalurahan Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan terkendala material yang terbawa saat banjir lahar hujan Merapi pada Rabu (1/12/2021).

Material menutupi lokasi mata air Bebeng. Pemerintah Kalurahan Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan masih mencari lokasi mata air Bebeng yang tertutup material Merapi usai banjir lahar hujan Rabu. Sayangnya, lokasi tersebut belum ditemukan hingga kini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu berdampak pada kebutuhan air bersih warga di 8 dusun di Glagaharjo. Warga masih mengandalkan pasokan dari tangki BPBD Sleman, PMI Sleman, dan pemerintah provinsi (Pemprov) DIY.

Baca Juga : Satu Nelayan Yang Hilang di Mandalika Jepara Ditemukan Meninggal

Jaringan air bersih di Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan rusak sejak satu pekan. “Sampai hari ini pipa-pipa pengganti juga belum datang. Kami juga belum menemukan titik sumber air yang tertutup material Merapi,” kata Jogoboyo Kalurahan Glagaharjo, Heri Prasetya, saat dikonfirmasi, Rabu (8/12/2021).

Dia belum dapat memastikan kapan perbaikan jaringan air bersih dari mata air Bebeng dapat dilakukan. Dia menduga sumur mata air Bebeng tertutup material Merapi sedalam lebih dari 10 meter.

Selain itu, Heri menyampaikan banjir lahar hujan Merapi juga merusak jaringan pipa air bersih sepanjang 300 meter. “Titik sumur di mana mata air Bebeng berada masih dicari karena tertutup material Merapi. Sejak dua hari kemarin sudah ada dua alat berat yang diturunkan untuk mengeruk material Merapi. Nah, yang susah ini mencari titik sumurnya,” jelas Heri.

Baca Juga : Tanggal Merah Nataru, Mobdin Pemkab Klaten Harus Dikandangkan

Sembari mencati titik sumur mata air Bebeng, pemerintah Kalurahan Glagaharjo juga menunggu kedatangan pipa baru ukuran 8 inchi untuk mengganti jaringan pipa yang rusak. “Kalau titik sumur mata airnya ditemukan, maka jaringan pipa bisa dipasang. Masalahnya kami belum mengetahui kondisi mata air seperti apa,” ujar dia.

Sejak Kamis (2/12/2021), lanjut Heri, warga di 8 dusun mengandalkan pasokan air bersih dari DPU, BPBD, PMI Sleman. Pasokan air bersih itu untuk memasak, air minum, dan mandi. Pasokan air itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan ternak.

“Airnya diambil dari sumur bor yang dibuat tahun lalu. Air bersih yang dikirim ke warga dimasukkan dalam bak hidran. Setiap hari setidaknya 22 rit yang dikirim. Sudah ada 32 bak hidran di 8 dusun. Sementara mencukupi kebutuhan primer, tetapi kebutuhan ternak belum,” jelas Heri.

Baca Juga : Foto-Foto Rumah Rusak Dampak Banjir dan Longsor di Lombok Barat NTB

Bak hidran berada di Dusun Kalitengah Lor terdapat 5 bak, Kalitengah Kidul 1 bak, Srunen 4 bak, Singlar 6 bak, Gading 4 bak, Jetis 4 bak, dan Glagah 4 bak, termasuk Dusun Ngancar.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Makwan, mengatakan material Merapi juga merusak jaringan pipa ar bersih di Umbul Wadon. “Satu tangki air bersih sudah diturunkan ke padukuhan Ngipiksari, Kalurahan Hargobinangun. Begitu juga dengan delapan padukuhan di Kalurahan Glagaharjo,” katanya.

Pemkab, katanya, terus berupaya mempercepat perbaikan jaringan pipa air di aliran Kali Boyong, Kali Kuning, dan Kali Bebeng. Perbaikan jaringan di tiga lokasi itu menjadi pioritas.

“Sampai saat ini masih dalam proses perbaikan. Kami belum mengetahui sampai kapan proses perbaikan selesai. Sebab semuanya juga tergantung kondisi cuaca.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya