SOLOPOS.COM - Dokter spesialis orthopedi Rumah Sakit (RS) JIH Solo, Udi Heru Nefihancoro (tengah) dan dokter spesialis rehabilitasi medik RS JIH Solo, Ninik Dwiastuti (kanan), menyampaikan tentang penanganan trauma pada anak dalam acara Health Talk RS JIH Solo. (Tangkapan Layar Youtube)

Solopos.com, SOLO – Meski trauma atau cedera yang terjadi pada anak bisa ditangani dengan pertolongan di rumah, namun tetap harus dilakukan secara benar. Sedangkan ketika trauma sudah dalam taraf lebih serius, disarankan segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat, atau layanan trauma center.

Mengenai penanganan trauma, dokter spesialis orthopedi Rumah Sakit (RS) JIH Solo, Udi Heru Nefihancoro, menyampaikan ada perbedaan untuk penanganan pada pasien anak dan dewasa.

Ekspedisi Mudik 2024

“Baik secara pendekatan hingga proses penyembuhan, ada sedikit perbedaan antara penanganan pada anak dan orang dewasa. Untuk penanganan pada anak perlu tim khusus yang melibatkan orang tua pasien maupun keluarga pasien,” kata Udi yang juga konsultan bedah tulang anak, dalam acara Health Talk RS JIH Solo yang ditayngkan di channel Youtube, belum lama ini.

Menurutnya tim tersebut itu dibutuhkan untuk mendukung proses analisis, sebab terkadang pasien anak masih sulit untuk komunikasi, termasuk menyampaikan keluhan dan sebagainya.

Baca Juga: Bisa Lihat Organ Dalam Tubuh, Ini Keunggulan MRI di RS JIH Solo

Jangan Panik

Sementara itu dokter spesialis rehabilitasi medik RS JIH Solo, Ninik Dwiastuti, mengatakan secara umum, trauma atau cedera muskoloskeletal adalah cedera yang terjadi pada tulang, sendi dan jaringan lunak.

Hal itu dapat terjadi sewaktu-waktu yang diakibatkan dari patah tulang saat kegiatan bermain, berolahraga atau kecelakaan, luka tusuk infeksi, dan sebagainya.

Dari jenisnya, trauma muskoloskeletal untuk trauma jaringan lunak misalnya adalah luka, perdarahan, memar, regangan atau robekan, putus atau robekan, gangguan pembuluh darah dan gangguan saraf. Sedangkan trauma pada tulang misalnya patah tulang dan dislokasi.

Dia menyampaikan, jika anak di rumah mengalami cedera pada muskoloskeletal, biasanya akan menjadikan ibunya panik.

“Jangan panik, lihat dulu cederanya berat atau ringan,” kata dia. Kalau hanya mengalami bengkak, kemerahan, hangat dan ada sedikit nyeri, tapi tidak ada luka yang terbuka dan tidak ada perdarahan, bisa dilakukan pertolongan dengan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Tapi kalau ada luka terbuka, perdarahan, bentuk mengalami perbedaan mencolok, serta ada nyeri hebat, harus segera dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat.

Baca Juga: Gelar Corporate Gathering, RS JIH Solo Berterima Kasih kepada Pelanggan

“Jangan ditunda lagi, di bawa ke tempat pelayanan kesehatan terdekat. Di JIH Solo ada Trauma Center,” kata dia.

Mengenai pertolongan pertama, bisa dilakukan dengan mengistirahatkan bagian yang trauma, memberikan kompres dingin, pembebatan dan meninggikan posisi bagian yang mengalami trauma. Untuk trauma yang cukup akut, dia menegaskan agar menghindari hal-hal berikut.

Pertama, jangan memberikan kompres hangat, jangan mengompres dengan alkohol, jangan memaksa untuk terus beraktivitas dan jangan dipijat.

“Terkadang, masih ada yang ketika mengalami trauma, dipijat. Padahal itu tidak disarankan. Ketika jatuh kemudian langsung dipijat, ketika awalnya ada dislokasi, bisa jadi akan tambah parah,” lanjut dia.

Selain penanganan trauma, di JIH juga memiliki program rehabilitasi medik pasca trauma muskoloskeletal. Layanan tersebut ditujukan agar pasien bisa meraih kembali fungsionalnya.

Rekomendasi
Berita Lainnya