Rsjihsolo
Senin, 23 Januari 2023 - 14:22 WIB

Jangan Anggap Remeh, Ibu Hamil Perlu Periksa Hipertensi Sejak Dini

Bayu Jatmiko Adi  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi ibu hamil. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Hipertensi pada kehamilan bisa menjadi hal yang membahayakan baik untuk ibu hamil maupun janin. Oleh karena itu perlu pemantauan lebih dini untuk memastikan kondisi kesehatan ibu hamil.

Dokter spesialis Obsgyn Rumah Sakit (RS) JIH Solo, dr. Rustam Sunaryo, Sp.OG (K), dalam Health Talk RS JIH Solo dengan tema Mengenal dan Mengatasi Bahaya Hipertensi Pada Ibu Hamil menjelaskan soal pengertian hipertensi pada ibu hamil.

Advertisement

Menurutnya hipertensi terjadi jika tekanan darah seseorang, untuk tekanan sistolik (tekanan darah saat terjadi kontraksi otot jantung) mencapai 140 mm Hg atau lebih, kemudian tekanan diastolik (tekanan darah saat jantung sedang beristirahat) mencapai 90 mm Hg atau lebih, atau keduanya.

Sedangkan untuk hipertensi yang dialami ibu hamil, dia mengatakan ada beragam jenisnya. Ada yang disebut hipertensi dalam kehamilan, atau hanya terjadi saat kehamilan.

Advertisement

Sedangkan untuk hipertensi yang dialami ibu hamil, dia mengatakan ada beragam jenisnya. Ada yang disebut hipertensi dalam kehamilan, atau hanya terjadi saat kehamilan.

Hipertensi ini tidak ada sebelum hamil, dan akan hilang setelah sekitar 12 pekan setelah melahirkan. Kedua yakni hipertensi kronis. Biasanya sebelum hamil sudah terjadi dan tidak hilang meski sudah melewati 12 minggu pascamelahirkan.

Di sisi lain, ada pula hipertensi kronis berupa adanya campuran protein di dalam air kencing, atau disebut superimposed. Kondisi tersebut nantinya bisa menyebabkan preeklamsia.

Advertisement

Menurut dr. Rustam, hipertensi tersebut bisa berdampak pada seluruh organ tubuh ibu hamil. Mulai dari otak, mata, jantung, paru-paru, hati, ginjal, dan sebagainya.

Sedangkan pada janin, bisa berdampak pada pertumbuhannya yang terhambat. Sehingga bisa menyebabkan kematian janin di dalam rahim atau prematuritas.

Penyebab hipertensi juga sangat beragam. Namun pada intinya ada penyempitan pembuluh darah pada plasenta. Itu yang akan merusak lapisan dalam pembuluh darah, sehingga seluruh organ nantinya akan terkena. Hipertensi pada ibu hamil ada yang terjadi di awal, yakni setelah kehamilan 20 pekan.

Advertisement

Namun ada juga yang mulainya setelah 32-34 pekan kehamilan. Sebagai antisipasinya, dia menyarankan agar dilakukan pemeriksaan sejak dini, yakni sejak awal usia kehamilan, atau bahkan sebelum kehamilan.

“Dipantau seawal mungkin. Setiap periksa diukur tensinya,” lanjut dia.

Cara mengukur tensi pada ibu hamil ada dua cara. Bisa dengan cara duduk, dengan punggung menempel di sandaran tempat duduk. Atau bisa juga dengan berbaring. Hal yang terpenting diperhatikan, lengan atas yang akan diukur tensinya posisinya lebih tinggi dengan jantung.

Advertisement

Selain pemeriksaan, juga perlu dipastikan mengenai riwayat keluarganya, apakah ada yang menderita hipertensi, eklamsia, diabetes dan sebagainya. Sebab hal Itu bisa menjadi faktor risiko.

 

 

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif