SOLOPOS.COM - Petani menunjukkan cabai yang terkena serangan penyakit jamur patek (Antaknosa) di Kabupaten Batang, Jateng, Senin (23/10/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Harviyan Perdana Putra)

Solopos.com, JAKARTA–Jamur patek atau antraknosa menjadi momok bagi para petani cabai.

Hal ini yang menjadi penyebab melonjaknya harga cabai rawit merah di pasaran.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Ketua Umum Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Abdul Hamid menyampaikan penyakit patek tersebut muncul akibat tanah yang saat ini tidak subur dan hujan yang menambah parah kondisinya.

“Bisa dipastikan tanah di kondisi sekarang ini karena tidak sehat. Selama ini nggak pernah diperhatikan sama petani, dia nggak pernah tahu dan gak ada yang kasih tahu. Hujan menambah tadinya rusak 70%, jadi rusak 90%,” jelas Abdul, Selasa (7/6/2022).

Umumnya, dengan tanah yang subur, petani dapat panen hingga 15 kali, namun kali ini hanya dapat 8 kali panen, bahkan beberapa petani ada yang tidak dapat melakukan panen sama sekali.

Baca Juga: Duh, Harga Cabai Rawit Merah di Jakarta Tembus Rp120.000 Per Kilogram

Akibatnya, pasokan otomatis menurun dan stok cabai di pasaran menjadi sedikit.

Harga pun perlahan melambung sejak pertengahan Mei 2022.

Normalnya, harga cabai Rp40.000 hingga Rp60.000 per kilogram.

Informasi Pangan Jakarta melaporkan harga cabai rawit merah tertinggi di pasar di wilayah Jakarta, tepatnya Pasar Mayestik, Jakarta Selatan, telah mencapai Rp120.000 per kilogram.

Sementara harga terendah ditemukan di Pasar Pluit, Jakarta Utara dengan harga Rp70.000 per kilogram.

Baca Juga: Kenaikan Harga Cabai Juga Rambah Sragen, Kenaikan Rp15.000/Kg

Harga cabai di tingkat petani pun melonjak saat ini mencapai Rp70.000 hingga Rp80.000 per kilogram.

“Wajar di eceran harga sudah tinggi karena harga di tingkat petani saja sudah Rp70.000 hingga Rp80.000 per kilogram,” lanjut Abdul.

Melansir dari laman resmi Kementerian Pertanian, setiap tahunnya, penyakit patek tersebut kerap terjadi saat musim hujan tiba.

Penyakit antraknosa pada cabai disebabkan oleh jamur Colletotrichum capsici.

Jamur ini berkembang pesat pada kelembapan di atas 90% dan suhu di bawah 32°C.

Baca Juga: Harga Cabai di Karanganyar Meroket , Rawit yang Naiknya Paling Pedas

Jamur tersebut dapat bertahan hidup di dalam tanah, sisa-sisa tanaman atau buah yang telah terinfeksi.

Sementara penularan penyakit antraknosa dapat disebabkan oleh embusan angin, alat-alat pertanian, percikan air hujan dan penyemprotan pestisida, serta manusia.

Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul Serangan Penyakit Jadi Alasan Harga Cabai Melonjak

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya