SOLOPOS.COM - Upacara perdana siswa baru SMP Negeri 24 Solo, Kamis (9/7/2015). (Dok/JIBI/Solopos)

Jam belajar sekolah tentang lima hari sekolah, Disdik Jateng akan melaksanakan pada tahun ini.

Solopos.com, KARANGANYAR–Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Tengah akan melaksanakan program lima hari sekolah tahun ini.Namun, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Nur Hadi Amiyanto, mengatakan program itu bersifat optional atau pilihan.

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

“Penerapan tahun ini optional. Yang enggak siap enggak apa-apa. Tapi saya optimistis bisa terlaksana tahun ini,” kata Nur saat ditemui wartawan seusai acara Ceramah Ilmiah dan Pembinaan Kepala SMP se-Soloraya di Gedung Wanita Karanganyar, Sabtu (8/8/2015).

Nur menyampaikan sebanyak empat kabupaten dan kota sudah melayangkan surat resmi. Isi surat menyatakan belum siap melaksanakan lima hari sekolah. Empat kabupaten dan kota itu adalah Kota Solo, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Pekalongan, dan Kabupaten Temanggung.

“Yang 31 kabupaten dan kota belum memberikan kejelasan. Bisa jadi bersedia, belum siap, atau malah ragu-ragu. Yang belum siap jangan menjadi provokator yang sudah siap. Yang belum siap ya harus siap-siap,” ujar dia dengan nada bercanda.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengeluarkan surat edaran (SE) Gubernur Jawa Tengah Nomor 420/006752/2015 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Pendidikan Pada Satuan Pendidikan Di Provinsi Jawa Tengah. SE tertanggal 27 Mei 2015 itu memuat tiga poin. Pada poin ketiga menyebutkan penyelenggaraan kegiatan pendidikan untuk jenjang pendidikan menengah (SMA/SMK) dan pendidikan khusus (SLB) mulai tahun ajaran 2015/2016 dilaksanakan selama lima hari per pekan. Nur menceritakan proses sebelum SE itu terbit. Wacana lima hari sekolah muncul pada awal tahun 2015. Wacana itu ditindaklanjuti dengan mengumpulkan sejumlah akademisi.

“Kami melakukan kajian pada Februari. Kami mengundang sejumlah pihak, seperti perguruan tinggi di Jawa Tengah, komisi DPRD, pengawas, kepala sekolah, kepala dinas, orang tua siswa, komite sekolah, dewan pendidikan, majelis Muhammadiyah, dan lain-lain,” tutur dia.

Nur mengungkapkan Gubernur ingin membuat siswa lebih banyak belajar di lingkungan. Maksudnya, siswa dapat memanfaatkan hari Sabtu dan Minggu untuk belajar di lingkungan rumah maupun masyarakat. Dia memberi contoh siswa dapat ikut orang tuanya bertani, berdagang, dan lain-lain. Selain itu, sekolah selama lima hari sesuai dengan standar sekolah international sehingga siswa yang akan melanjutkan belajar ke luar negeri bisa beradaptasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya