SOLOPOS.COM - Antrean kendaraan di Jl. Solo-Purwodadi tepatnya di sekitar Perempatan Gemolong, Sragen, Rabu (28/6/2017) siang. (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN—Pembangunan ruas Jalan Solo-Purwodadi ditargetkan tuntas pada 2023.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng memulai membangun jalan itu pada 2022 dengan menggunakan anggaran dana alokasi khusus (DAK) dari pemerintah pusat senilai Rp20 miliar. Ruas jalan yang dibangun sepanjang 6,3 km dengan lebar jalan dari 7 meter menjadi 9,5 meter.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada 2023 akan ada alokasi anggaran lagi senilai Rp119 miliar untuk melanjutkan pembangunan sisa Jalan Solo-Purwodadi di wilayah Kabupaten Sragen yang rusak. Anggaran tersebut untuk peningkatan jalan sejauh 8,01 km dan rekontruksi sejauh 6 km.

Penjelasan itu diungkapkan Wakil Ketua Komisi D DPRD Jawa Tengah (Jateng), Hadi Santoso, saat dihubungi Solopos.com, Kamis (18/8/2022).

Ekspedisi Mudik 2024

Hadi menerangkan pembangunan jalan itu meliputi pekerjaan pengerasan, perbaikan, dan pelebaran jalan. Dia menerangkan di 2022 pekerjaan pembangunan itu sudah dimulai dari selatan hingga sampai simpang empat ke arah Sangiran dengan lebar sampai 9,5 meter.

Dia menerangkan pembangunannya spot-spot karena sebagian besar sudah dibangun tahun sebelumnya.

“Nah, nanti sisanya dituntaskan mulai Oktober 2022 sampai 2023. Alokasi anggaran Rp119 miliar itu dikerjakan secara multiyears karena pengerjaannya lewat tahun, dari Oktober 2022 sampai pertengahan 2023 kemungkinan,” jelas Hadi.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut menyampaikan pembangunan jalan di 2022 ada beberapa lokasi pekerjaan dan tahapannya sudah memasuki konstruksi badan jalan.

Dia menerangkan untuk anggaran 2023 itu, ada ruas jalan sepanjang 8,01 km untuk peningkatan jalan dan 6 km untuk rekontruksi jalan yang rusak.

Dia mengungkapkan pekerjaan pembangunan jalan ini melintasi wilayah Solo, Karanganyar, Sragen, dan Grobogan.

“Ruang jalan Solo-Purwodadi ini penting untuk masyarakat karena ruas jalan ini menjadi penyangga exit tol di Gondangrejo yang merupakan salah satu akses menunju ke Kabupaten Grobogan bagian selatan, seperti Geyer, Wirosari, dan kecamatan lainnya. Jalur ini juga sangat padat kendaraan karena menghubungkan kawasan industri di Kalijambe dan Sumberlawang, Sragen, ke Semarang dan daerah lainnya. Di Kalijambe itu banyak industri mebelnya,” ujarnya.

Hadi melanjutkan jalur Solo-Purwodadi ini juga menyangga kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN), terutama dengan keberadaan Museum Purba Sangiran, Gunung Kemukus, dan Waduk Kedung Ombo (WKO).

Di jalur itu pula, jelas dia, juga beriperasi bus Trans Jateng dengan trayek dari Solo-Sumberlawang.

“Kami berharap ruas ini dapat menjadi andalan untuk memuluskan laju perekonomian masyarakat sekitar. Pemerintah pusat dalam melaksanakan pekerjaan di ruas jalan khusunys Sumberlawang-Geyer harus memperhatikan rambu jalan dan penerangan jalan karena jalur itu sering terjadi kecelakaan di malam hari. Pemicunya kepadatan lalu lintas dan kurangnya penerangan jalan,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya