SOLOPOS.COM - Seorang petugas pemeriksa jalan (PPJ) tampak menyeberangi rel di dekat Stasiun Wates, Kulonprogo, seusai melakukan pantauan kondisi jalur kereta api, Senin (27/6/2016). (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Pembangunan jalur kereta api  bandara Solo-Jogja diperkirakan selesai setahun.

Solopos.com, BOYOLALI — Pembangunan jalur kereta api dari Bandara Adi Soemarmo Boyolali ke Bandara Adisutjipto Jogja akan dimulai Januari 2017. Kebutuhan anggaran untuk pembangunan rel berikut pengadaan keretanya diperkirakan mencapai Rp900 miliar.

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

Kepala Badan Litbang Perhubungan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Agus Santoso, menyampaikan detail engineering design (DED) pembangunan kereta bandara itu sudah selesai akhir tahun ini. Kereta bandara yang menghubungkan Bandara Adi Soemarmo Solo dan Bandara Adisutjipto Jogja ini diperkirakan membutuhkan waktu perjalanan 30 menit tapi belum termasuk waktu singgah di beberapa stasiun.

Menurut dia, kereta bandara tidak berhenti di seluruh stasiun tapi stasiun tempat pemberhentian belum ditentukan. “Pembiayaannya dari tiga BUMN [badan usaha milik negara], yakni PT Angkasa Pura I, PT Kereta Api Indonesia, dan Adhi Karya. Pembagian dananya belum ditentukan tapi berdasarkan perkiraan untuk pembangunan jalur baru butuh dana sekitar Rp500 miliar. Namun, apabila kereta harus pengadaan sendiri, investasi yang dibutuhkan sekitar Rp900 miliar,” ungkap Komisaris PT AP I ini kepada wartawan, Jumat (23/12/2016).

Agus mengatakan pembagian nilai investasi akan dirapatkan di Kementerian BUMN. Meski pendanaan belum final, time frame proses pembangunan kereta bandara sudah sesuai dengan jadwal sehingga Januari tahun depan bisa mulai pembangunan dan dijadwalkan rampung Desember.

“Pada 2018 dijadwalkan kereta bandara sudah bisa beroperasi,” kata dia.

Dia mengatakan konsep yang digunakan adalah airport city dengan menghubungkan dua bandara yang berjarak 50 km ini. Hal ini diharapkan mampu mempermudah pergerakan penumpang sehingga apabila ada kendala di bandara Jogja bisa dialihkan ke Solo begitu pula sebaliknya.

Menurut dia, kereta bandara bisa menjadi alternatif utama masyarakat untuk bergerak dari Solo ke Jogja dan sebaliknya dengan waktu tempuh cepat. Selain itu, diharapkan penumpang di kedua bandara bisa seimbang karena saat ini di bandara Solo hanya 1,9 juta orang/tahun sedangkan Jogja mencapai 7 juta orang/tahun.

“Melalui kereta bandara ini beban penumpang bisa terdistribusi dengan baik. Apalagi traffic penerbangan di Jogja banyak dan harus berbagi landasan dengan TNI AU membuat beberapa penerbangan perlu di-holding,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan akan dibentuk anak perusahaan untuk mengelola kereta bandara ini seperti di Bandara Kualanamu, Medan. Hal ini supaya kereta bandara bisa dikelola dengan baik dari sisi perawatan dan layanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya