SOLOPOS.COM - SIDAK TOL<b>-Anggota Komisi III DPRD Boyolali, Turisti Hindriya (berkacamata <i>red</i><i>) tengah melakukan sidak ke Dukuh Bukuning, Desa Mudal, Kecamatan Boyolali Kota, Rabu (4/4). Sidak ini terkait proyek tol yang diperkirakan membelah dukuh menjadi dua bagian. (JIBI/SOLOPOS/Farida Trisnaningtyas)</i></b>

SIDAK TOL -- Anggota Komisi III DPRD Boyolali, Turisti Hindriya (berkacamata) memperhatikan patok penanda proyek jalan tol yang melintasi Dukuh Bukuning, Desa Mudal, Kecamatan Boyolali Kota, Rabu (4/4/2012). Sidak ini terkait proyek tol yang diperkirakan membelah dukuh menjadi dua bagian. (JIBI/SOLOPOS/Farida Trisnaningtyas)

BOYOLALI – Sejumlah warga Dukuh Bukuning, Desa Mudal, Kecamatan Boyolali Kota, Boyolali, cemas setelah ada pematokan untuk keperluan tol Semarang-Solo ini. Pasalnya, pasca pengukuran dari pihak proyek tol Semarang-Solo ini diperkirakan bakal membelah dukuh di antara masjid Al Muayyad dan makam Kyai Trowongso.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengukuran serta pematokan tol yang dilakukan akhir bulan lalu itu membelah Dukuh Bukuning. Mega proyek ini diprediksi bakal mengenai setidaknya sekitar 34 KK. Padahal sebelumnya, warga sudah sepakat untuk merelakan beberapa rumah serta pondok pesantren untuk dikenai tol yang letaknya di selatan masjid Al Muayyad ini.

“Pematokan lahan di Dukuh Bukuning ini memicu keresahan warga. Berdasarkan patok yang dipasang, sebanyak delapan kepala keluarga (KK) dipastikan akan terisolasi. Memang sesuai harapan warga agar jalan tol yang melintas di dukuh tersebut tidak menerjang masjid dan makam tetapi, ternyata jalan tol justru membelah dukuh tersebut menjadi dua,” papar Kaur Pembangunan Desa Mudal, Syaebani saat ditemui wartawan di lokasi, Rabu (4/4/2012).

Syaebani menambahkan tidak hanya delapan KK yang nantinya akan terisolasi. Akan tetapi, ia mengkhawatirkan proyek tol ini mengenai sebagian besar bangunan masjid. Sebab, lebar antara masjid dan makam tidak ada 60 meter. Padahal menurut ketentuan tol ini lebarnya sekitar 60 meter. Dijelaskan, warganya sedari awal memang meminta jangan sampai tol menerjang mesjid dan makam. Namun, patok yang dipasang justru berada di bagian utara masjid. Proyek tol justru membelah dukuh menjadi dua bagian. Bahkan, ada delapan KK yang terisolasi. Warga yang berada di seberang jalan tol akan kesulitan untuk beribadah di masjid.

“Patok yang dipasang mengenai 34 rumah. Kami tetap berharap jalur tol digeser agak ke selatan. Jika 12 rumah itu terisolasi ini sangat disayangkan. Kami berharap pematokan ini belum final, masih bisa dibicarakan lagi,” keluhnya saat didatangi Komisi III dan IV DPRD Boyolali ke lokasi.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV, Agus Wiyono mengatakan menerima semua usulan warga terkait proyek tol ini. Pihaknya siap memfasilitasi terkait keinginan warga ini. Menurutnya, semua masih bisa dibicarakan bersama antara warga, pihak proyek serta eksekutif. “Dalam aturan ini aspek sosiologis bisa dijadikan pertimbangan. Kami menerima masukan dari warga setempat dan akan kita fasilitasi lebih lanjut agar warga dan pihak-pihak terkait bisa duduk bersama,” pungkas Anggota Komisi III, Turisti Hindriya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya