SOLOPOS.COM - Sejumlah kendaraan besar maupun kecil melewati jalan desa untuk menghindari kemacetan akibat pembangunan Jalan Raya Solo-Purwodadi tepatnya di Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. (Istimewa)

Solopos.com, KARANGANYAR – Pembangunan ruas jalan Solo Purwodadi khususnya di wilayah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, dikeluhkan warga setempat karena menyebabkan kemacetan lalu lintas.

Informasi yang dihimpun Solopos.com dari berbagai sumber, pembangunan jalan tersebut dimulai dari utara Exit Tol Gondangrejo ke arah Kalioso. Pembangunan dilakukan bertahap karena menggunakan cor beton.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pembangunan itu berdampak pada kelancaran arus lalu lintas di jalan milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah. Salah seorang pengguna jalan, Damar, menyebut kemacetan di jalan Solo Purwodadi itu sudah menjadi pemandangan setiap hari.

“Arus lalu lintas dengan sistem buka tutup dari arah Solo maupun dari Sragen. Macet di jalur itu sudah menjadi pemandangan setiap hari, terutama jam berangkat dan pulang kerja,” tutur dia saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (15/6/2021).

Baca juga: Sragen & Wonogiri Zona Merah Covid-19, Akibat Klaster Kudus?

Bus Masuk Kampung

Persoalan lain muncul manakala pengguna jalan yang tidak sabar berupaya menghindari kemacetan di jalan Solo Purwodadi dengan mencari jalur alternatif dengan masuk ke kampung.

“Bus Rela, bus Trans Jateng itu masuk ke kampung. Saya pernah lewat jalan depan Kantor Balai Desa Wonorejo. Jalan itu tembus terowongan kecil di bawah tol. Jurusan ke Desa Jatikuwung. Arus lalu lintas di situ jadi semakin padat karena jalan tidak terlalu besar,” ungkapnya.

Baca juga: 1 Pegawai Positif Covid-19, Kantor Kelurahan Karangtengah Sragen Lockdown

Jalan yang sebelumnya menjadi akses warga yang tinggal di lingkungan sekitar menjadi jalut alternatif kendaraan kecil maupun besar untuk menghindari pekerjaan jalan utama.

“Jalan mulai dari depan Ndalem Kopi ke selatan arah Clolo lalu Gebang sampai Sekip. Itu jalur padat kuliner dan usaha lain. Tiap hari sudah padat, ini ditambah kendaraan dan bus besar yang ingin menghindari kemacetan di Jalan Solo-Kalioso,” keluhnya.

Damar yang juga merupakan warga Gondangrejo khawatir apabila pemerintah setempat maupun instansi terkait tidak melakukan rekayasa arus lalu lintas, maka akan terjadi kemacetan di sejumlah ruas jalan Solo Purwodadi. Khususnya di kawasan simpang Wonorejo, simpang Clolo, dan simpang Gebang.

Baca juga: Ada Jalan Rusak di Sragen? Laporkan Lewat Aplikasi Patriot Saja

Tanggapan Camat Gondangrejo

Dihubungi secara terpisah, Camat Gondangrejo, Rusmanto, berharap masyarakat sekitar maupun pengguna jalan bersabar.

“Ya memang pembangunan jalan utama begini pasti ada sisi positif dan negatif. Saya juga terdampak kalau mau berangkat dan pulang kerja. Saya harus memutar jalan. Tetapi enggak apa-apa demi akses jalan lebih baik. Saya harap masyarakat sabar sementara waktu. Biar jalan kayak gupakkan kebo itu lekas jadi,” tutur Rusmanto saat dihubungi Solopos.com, Selasa.

Baca juga: Joss... Raja Kuliner Wong Solo Ditunjuk Siapkan 5 Juta Paket Makanan untuk PON 2021

Rusmanto menyampaikan perbaikan jalan Solo Purwodadi menggunakan cor beton, sehingga pekerjaan dilakukan secara bertahap.

Separo dulu dibangun. Setelah itu menunggu kering. Baru kemudian dikerjakan separo lain. Makanya menimbulkan kemacetan karena arus lalu lintas buka tutup. Antrean bisa sampai 15 menit,” katanya.

Di sisi lain, Rusmanto menampik informasi bahwa bus besar, seperti Rela masuk ke kampung-kampung untuk menghindari kemacetan.

“Kalau bus Trans Jateng itu masih mungkin. Tapi kalau Rela, tidak lah. Sabar sak wetara karena jalan itu terlalu labil sehingga harus dibangun supaya lebih baik," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya