SOLOPOS.COM - Kondisi jalan berlubang bercampur dengan lumpur urukan di Jalan Solo-Purwodadi, tepatnya di km 39 sampai km 34 Sumberlawang, Sragen, baru-baru ini. (Istimewa/Nanang Sumberlawang)

Solopos.com, SRAGEN—Jalan Solo-Purwodadi, tepatnya sepanjang km 39 Sumberlawang sampai km 34 Plosorejo, Desa Pagak, Sumberlawang, Sragen, mengalami rusak parah sejak 1,5 tahun terakhir.

Jalan tersebut tidak hanya berlubang tetapi tanah uruk dari abu batu atau limbah batu bara menjadi lumpur seusai hujan turun. Akibatnya jalan licin dan tak sedikit pengguna jalan yang jatuh.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat tidak hujan urukan lubang itu menjadi debu yang menganggu kesehatan lingkungan sekitar jalan, termasuk warung-warung di pinggir jalan.

Salah seorang warga Plosorejo, Pagak, Sumberlawang, Sragen, Nanang Setiyawan, kepada Solopos.com, Rabu (21/9/2022), mengungkapkan kerusakan jalan itu dari km 39 Sumberlawang sampai km 34 Pagak, Sumberlawang. Dia mengatakan kerusakan jalan itu sudah 1,5 tahun dan yang paling parah terjadi setahun terakhir.

Ekspedisi Mudik 2024

“Saat musim penghujan jalan menjadi hancur dan masyarakat mengeluhkan debu. Dampaknya banyak. Pertama, dampak masyarakat dengan debu saat tidak hujan. Debu itu sampai menyebabkan gangguan pernafasan bagi anak-anak. Bagi yang dewasa kalau batuk-batuk tidak segera sembuh,” jelasnya.

Kedua, setelah terjadi hujan, banyak pengendara motor yang jatuh karena licin dan lubang tidak terlihat karena tertutup air.

Dia mengatakan Ketiga mengenai warung-warung di pinggir jalan karena kena debu sehingga warung menjadi sepi pengunjung.

“Kami mendesak kepada pemerintah segera memperbaiki jalan itu. Jangan hanya ditambal dengan menggunakan abu batu yang oleh warga setempat disebut limbah batu bara. Abu itu membikin penyakit mata saat tidak hujan dan saat hujan limbah itu menyebabkan jalan licin,” kata Nanang.

Warga Plosorejo, Pagak, Sumberlawang, Sragen, lainnya, Suwarno, 57, mengatakan kerusakan jalan itu sudah lama dan sampai sekarang tak kunjung ada penyelesaian yang signifikan karena hanya diuruk-uruk.

Dia mengatakan yang jelas dampaknya adanya polusi debu yang membahayakan kesehatan anak-anak kecil dan menganggu warung-warung di lingkungan sekitar.

“Kami minta pemerintah ada tindak lanjut. Kerusakan jalan itu sudah lama dan hanya ditambali saja. Yang saya tidak cocok itu, material uruk itu. Ada yang pasir dan batu tetapi ada semacam abu atau limbah batu bara,” jelasnya Suwarno yang juga pemilik warung satai di pinggir jalan tersebut..

Dia mengatakan kerusakan jalan itu sepanjang kurang lebih 4 km, yakni dari dekat stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Kacangan sampai Plosorejo, Pagak, Sumberlawang. Dia mengatakan ini merupakan jalan provinsi.

“Kalau hujan banyak genangan air. Banyak kendaraan yang jatuh. Kecelakaan itu sering terjadi dan hampir setiap hari karena lubang tidak kelihatan, abu menjadi lumpuh dan licin,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya