SOLOPOS.COM - Seorang warga berjalan kaki di ruas jalan yang diprotes warga lantaran tak sesuai standard betonisasi, Minggu (7/9/2014). Jika dilintasi kendaraan, bahan materil mengelupas dan debunya berterbangan menuju rumah warga. (Mariyana Ricku/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR—Warga RT 001 dan RT 002/RW 010 Dusun Plandakan, Desa Sumberejo, Kecamatan Kerjo, Karanganyar menghentikan proyek betonisasi jalan yang dinilai tidak sesuai standard. Pasalnya, materil campuran yang digunakan dinilai tak sesuai dengan ketentuan.

Hasil akhirnya pun tidak seperti yang diharapkan. Jika dilintasi kendaraan, bahan materil mengelupas dan debunya berterbangan menuju rumah warga.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ketua RT 002/RW 010 Dusun Plandakan, Suyatno, mengungkapkan secara kasat mata beton yang melapisi jalan beraspal hasil swadaya masyarakat mudah retak dan hancur hanya dilintasi kendaraan roda dua.

Sejumlah warga juga menemukan campuran pupuk phospat dalam kandungan beton, yang tak biasa digunakan. Selain itu, jika dibandingkan betonisasi jalan proyek Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan kualitas beton tersebut jauh berbeda.

“Awalnya kami curiga karena campuran semennya berwarna hitam. Kontraktornya bilang semen curah, setelah kami selidiki ternyata pupuk phospat. Selain itu, betonnya dilintasi kendaraan roda dua sudah mengelupas dan debunya berterbangan ke rumah warga,” terang dia, saat dijumpai di rumahnya, Minggu (7/9/2014).

Suyatno mengaku tidak tahu besaran anggaran yang digunakan untuk proyek tersebut. Meskipun demikian, berkaca dari proyek PNPM di desa setempat, dana senilai minimal Rp60 juta dirasa cukup untuk betonisasi sepanjang 155 meter.

Tuntutan warga, sambung dia, adalah betonisasi ulang dengan membongkar beton lama yang setengah jadi. “Tuntutan warga proyek tersebut harus diulang. Jalan sepanjang 155 meter harus menggunakan semen minimal sebanyak 150 sak. Selain itu kontraktor juga harus terbuka menunjukkan apa saja campuran yang digunakan,” urai dia, sambil menambahkan material pasir dan bebatuan betonisasi ulang telah datang sejak beberapa hari lalu.

Kendati demikian, proyek tersebut belum kembali dilanjutkan. Kepala Desa (Kades) Sumberejo, Sutopo, menerangkan proyek betonisasi jalan tersebut bersumber dana dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah.

Nilai anggaran yang digunakan senilai Rp100 juta. Ia juga membenarkan tuntutan warga soal betonisasi ulang. Proyek tersebut, lanjutnya, telah dihentikan sejak awal Agustus lalu.

“Saya tidak begitu paham detail anggaran dan sumbernya. Tuntutan warga memang harus betonisasi ulang. Kontraktor juga telah setuju. Tapi, kapan pelaksanaan betonisasi ulang dilakukan, saya masih belum tahu,” tuturnya, Minggu.

Sementara itu, saat dihubungi Solopos.com, nomor telepon Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Karanganyar, Priharyanto tidak aktif. Saat mengirim pesan singkat pun, Priharyanto tidak membalas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya