SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu)

SRAGEN – Jalan perbatasan antar kabupaten dan jalan penghubung antar desa maupun kecamatan sepanjang 43,99 kilometer (km) mendapat prioritas pemeliharaan menggunakan APBD Tahun 2013.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Sragen, Zubaidi, menuturkan alokasi dana APBD tahun 2013 masih digunakan untuk pemeliharaan. Dia menjelaskan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen belum menganggarkan dana perbaikan jalan karena alokasi dana tidak mencukupi. Namun Zubaidi enggan membeberkan alokasi dana pemeliharaan jalan tahun 2013. Dia mengungkapkan akan memberitahu alokasi dana apabila proses pengerjaan sudah dimulai.

Zubaidi menguraikan saat ini DPU sedang tahap melakukan lelang pemeliharaan jalan. Dia menarget pemeliharaan jalan mulai dikerjakan sekitar April-Mei 2013. Dia menyampaikan beberapa akses jalan perbatasan antar kabupaten dan penghubung antar kecamatan yang mendapat alokasi seperti lanjutan pemeliharaan jalan di Sambirejo hingga Jenar sejauh 2,8 km. Jalan itu telah dibangun dari Sambirejo hingga Musuk. Maka pengerjaan pemeliharaan dilakukan dari Musuk hingga Jenar.

Selain itu jalan dari Pungsari, Plupuh hingga Sangiran, Kalijambe sejauh 6,13 km, jalan dari Gabugan, Tanon hingga Keyongan, Plupuh sejauh 3,21 km dan jalan dari Sidodadi, Masaran hingga Sidokerto, Plupuh sejauh 2,75 km. Jalan dari Sidodadi hingga Sidokerto itu diperbaiki total karena jalan tersebut akses penghubung Kecamatan Masaran-Plupuh. Selain itu jalan tersebut salah satu jalur alternatif dari Plupuh menuju Masaran maupun wilayah lain di sekitar Masaran.

“Semua program yang dilakukan DPU adalah pemeliharaan. Kegiatan DPU tahun 2013 sesuai skala prioritas dilaksanakan jenis kegiatan sifatnya pemeliharaan. Jalan yang mengalami penurunan akan diangkat. Sedangkan jalan yang berlubang akan ditambal. Kami prioritas pemeliharaan jalur perbatasan, lintas kecamatan dan jalan penunjang ekonomi yang lain,” kata Zubaidi kepada Solopos.com.

Lebih lanjut dia memaparkan pemeliharaan dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi dan struktur tanah di wilayah Sragen. Zubaidi menjelaskan tanah di masing-masing wilayah di Sragen memiliki struktur tidak sama. Jalan di utara sungai Bengawan Solo tergolong labil. Sehingga pemeliharaan jalan di wilayah itu akan dilakukan dengan pengecoran. Sedangkan jalan di selatan sungai Bengawan Solo tergolong stabil. Sehingga perbaikan jalan di wilayah tersebut akan dilakukan dengan hotmix atau pengaspalan.

Zubaidi mengakui kendaraan berat yang melintas di jalan yang tidak sesuai kapasitas jalan menjadi salah satu penyebab kerusakan paling parah. Namun dia menjelaskan tidak mampu membatasi aktivitas lalu lintas jalan. Hal itu berkaitan dengan lintas sektor. “Sebagian tanah yang labil jika dilewati kendaraan melebihi tonase maka akan mudah rusak. Tetapi kami mengakui sulit untuk membatasi tonase kendaraan yang lewat,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya