SOLOPOS.COM - Sebanyak 90 pedagang angkringan mengikuti outbond dan pelatihan kebersihan yang diselenggarakan Dompet Dhuafa Jogja pada Minggu (15/12/2013) di Selopamioro, Imogiri, Bantul.(ISTIMEWA)

Harianjogja.com, JOGJA-Sebagian besar warung angkringan di DIY belum memerhatikan faktor kebersihan. Untuk mengubah mind set dan menekankan pola hidup sehat, Dompet Dhuafa Jogja memberikan pelatihan kepada 90 pedagang angkringan, Minggu (15/12/2013) di Selopamioro, Imogiri, Bantul.

Manajer Pendayagunaan Dompet Dhuafa Jogja Bambang Edi Prasetyo mengatakan, para pedagang angkringan tersebut selain diberikan pembinaan dan pendampingan terkait kebersihan, juga dibekali dengan materi pengelolaan keuangan, motivasi usahasa sesuai kaidah islam, nilai-nilai zakat dan juga peralatan kebersihan. “Kami bekerja sama dengan Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada dan Dinas Kesehatan setempat dalam pelatihan ini,” ujarnya kepada harianjogja.com di kantornya, Senin (16/12/2013).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dijelaskan Bambang, pelatihan tersebut diberikan sejak 2010 lalu di mana sejumlah wilayah di DIY marak oleh penyakit hepatitis. Salah satu penyebab penyebaran penyakit tersebut adalah warung-warung PKL [pedagang kaki lima] yang tidak menjaga kebersihan. Pihaknya juga menguatkan data penelitian di mana, dari 50 warung angkringan yang diteliti hampir 90% masuk katagori rawan dikonsumsi.

Hasil penelitian yang dilakukan Dompet Dhuafa, skor keamanan pangan pedagang angkringan berada pada level rawan meski jajanannya aman dikonsumsi. Kerawanan tersebut dikarenakan perilaku kebersihan yang tidak diindahkan oleh pedagang. Misalnya, saat mencuci tidak menggunakan air yang mengalir atau makanan tidak ditutup.

“Kalau level paling buruk itu bahaya. Ya, ada juga tapi masih dalam penelitian. Kami berharap, dengan perubahan perilaku hidup bersih ini pendapatan pedagang bisa di atas UMR semua. Ya, dari 20 pedagang lima di antaranya masih belum bisa mengubah perilakunya. Kami akan terus dampingi,” sambung dia.

Ditambahkan Marketing Dompet Dhuafa Jogja Hamidah Prasetyaningrum, warung beres (bersih, enak, sehat) merupakan program Dompet Dhuafa di bidang ekonomi. Tujuannya untuk memberdayakan masyarakat khususnya para pedagang warung angkringan dari kalangan dhuafa. Saat ini, terbentuk kepengurusan paguyuban warung beres di wilayah Sleman. Bantul dan Kota Jogja.

“Kami bekerja sama dengan Tim Outbond BMT Artha Barokah untuk melaksanakan outbond ini, untuk menumbuhkan kekompakan antara pengurus dan anggota paguyuban warung beres,” terang Hamidah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya