SOLOPOS.COM - Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kediri bersama Madiunpos.com, grup Solopos Media Group (SMG), menggelar talkshow virtual Jagongan Madiun Raya, Rabu (19/1/2022) malam. (Tika Sekar Arum/Solopos)

Solopos.com, SOLO – Kawasan Madiun Raya sejatinya lebih memiliki ketahanan (resilience) secara ekonomi selama pandemi dibandingkan dengan ketahanan secara nasional.

Hal itu diungkapkan Kepala KPw BI Kediri, Sofwan Kurnia, saat menjadi salah satu narasumber talkshow virtual Jagongan Madiun Raya, Rabu (19/1/2022) malam yang disiarkan melalui channel Youtube SoloposTV.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam talkshow hasil kerja sama Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kediri bersama Solopos.com, grup Solopos Media Group (SMG) itu, Sofwan mengatakan dari data pertumbuhan ekonomi Madiun Raya yang selama 2020 tercatat minus 1,68% (-1,68%). Angka ini lebih baik daripada nasional yang terkontraksi -2,07%.

“Ruang gerak Madiun Raya lebih luas karena [kawasan ini] tidak seperti nasional yang didominasi sektor terkait mobilitas. Madiun Raya tidak begitu rentan dengan mobilitas [selama pandemi],” jelas Sofwan.

Baca Juga: Bank Indonesia Sebut Seluruh Money Changer di Madiun Raya Ilegal

Dalam talkshow yang mengusung tema “Jagongan Madiun Raya: Sinergi Pembangunan Daerah Menuju Sukses 2022”  ini , Sofwan membeberkan dua sektor yang bisa menjadi modal Madiun Raya menggenjot pertumbuhan ekonomi berdasarkan catatan data-data ekonomi.  Dua sektor andalan Madiun Raya tersebut adalah pertanian dan pariwisata.

Menurut dia, kepala daerah di enam kota/kabupaten Madiun Raya, yaitu Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, dan Pacitan, bisa memasukkan pertanian sebagai sektor prioritas.

Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan mendominasi struktur ekonomi wilayah Madiun Raya dengan angka 26,66%. Madiun Raya bisa terus mengembangkan sektor pertanian di antaranya fokus pada komoditas beras, sayur mayur seperti cabai, dan juga primadona ekspor seperti kopi dan porang.

Upaya ekstensifikasi maupun intensifikasi, salah satunya dengan digital farming, perlu dilakukan untuk memaksimalkan potensi yang sudah ada tersebut.

Baca Juga: Keren! Wayang dari Limbah Kayu Produksi Pria Madiun Ini Tembus Pasar Ekspor

Dalam konteks pertanian, narasumber lain Dekan FEB Universitas PGRI Madiun (Unipma), Aglis Andhita Hatmawan, berpendapat sama. Dia menilai pengelola pertanian Madiun Raya perlu mulai fokus pada program pascapanen. Dengan penanganan pascapanen yang baik, produk pertanian bisa memiliki nilai tambah yang ujungnya akan menyejahterakan petani.

Sektor prioritas Madiun Raya selanjutnya adalah pariwisata. Sofwan menjelaskan BI Kediri telah menginisiasi pembuatan platform wisata digital Wisatakemari.com. “Sektor pariwisata multiflyer effect-nya besar,” imbuh dia.

Sementara itu, dalam forum virtual Jagongan Madiun Raya juga hadir lima kepala daerah atau perwakilannya dari Kota Madiun, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ngawi, Magetan, dan Ponorogo.

Wali Kota Madiun, Maidi, dalam forum ini menegaskan komitmen Pemkot Madiun untuk bergabung dalam program sinergi 6 kota/kabupaten Madiun Raya. Maidi menyadari Kota Madiun, juga kabupaten lain di Madiun Raya, tidak bisa berdiri sendiri.

Baca Juga: Terbaik Nasional, APOB Boyolali Diganjar Penghargaan Bank Indonesia

Sinergi dan Kolaborasi

Masing-masing daerah memiliki keistimewaan yang jika diatur dengan baik, melalui program sinergi, bisa menjadi modal untuk bersama-sama mengerek perekonomian. Dia menegaskan pencapaian pendapatan asli daerah (PAD) Kota Madiun yang melebihi target 9,27% tidak akan tercapai tanpa didukung kabupaten sekitar.

Salah satu bentuk sinergi Madiun Raya yang telah disiapkan Pemkot Madiun adalah mendukung penyediaan tempat promosi bersama di Bakorwil Madiun. “Kami beri tempat di Kota Madiun, suvenir-suvenir kabupaten sekitar,” kata dia.

Maidi juga para kepala daerah/perwakilan dari kabupaten di Madiun Raya lain sangat mengapresiasi kegiatan Jagongan Madiun Raya ini. Mereka yakin pertemuan perdana virtual ini bisa menjadi awal dari kerja sama 6 kota/kabupaten untuk meningkatkan perekonomian.

“Magetan sudah menyiapkan Calender of events, ada 170 event di Magetan. Ini butuh sinergi, kolaborasi dengan daerah lain. [Karena bagaimana pun juga] exit tol dari Surabaya ada di Madiun, exit tol dari Jakarta di Ngawi,” ungkap Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Magetan, Cahaya Wijaya, yang mewakili Bupati Magetan, Suprawoto.

Baca Juga: Solopos Virtual Talkshow: Siap dengan Perubahan, Tiki Kian Banyak Beri Layanan Digital

Selain empat nama tersebut, Jagongan Madiun Raya juga dihadiri Wakil Bupati Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko, yang mewakili Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono; Sekretaris Daerah Pacitan, Heru Wiwoho, mewakili Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji; dan Kepala Dinas Kominfo Ponorogo, Bambang Suhendro, yang mewakili Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko.

Sementara itu, Direktur Konten dan Bisnis Solopos Media Group, Suwarmin, mengatakan Solopos dengan salah satu lini usahanya website berita Solopos.com, berharap melalui forum Jagongan Madiun Raya, pimpinan di enam kota/kabupaten bisa merumuskan strategi atau rekomendasi untuk bersama-sama meningkatkan perekonomian kawasan ini.

Solopos Media Group siap memberikan dukungan penuh terhadap upaya tersebut. Terkait talkshow ini, masyarakat bisa menyimak seluruh laporannya dalam bentuk artikel online di Madiunpos.com dan dalam bentuk video di Youtube SoloposTV

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya