SOLOPOS.COM - Petani memanen padi di Kelurahan Sonorejo, Kecamatan Sukoharjo, Rabu (1/2/2017). (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO — Para petani di Sukoharjo diminta menggenjot produksi padi guna mempertahankan surplus padi di atas 125.000 ton pada 2021. Target itu merujuk produksi tanaman padi yang selalu meningkat selama beberapa tahun terakhir.

Pernyataan ini disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo, Netty Harjianti, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Senin (8/3/2021). Kabupaten Sukoharjo selalu mencatatkan tren positif di sektor pertanian.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Surplus padi di Sukoharjo lebih dari 100.000 ton setiap tahun. Hal ini membuktikan sektor pertanian tahan dari gerusan pandemi Covid-19 yang muncul sejak setahun lalu. “Tahun ini, kami optimis mampu menjaga surplus padi di atas 125.000 ton. Pandemi Covid-19 tak terlalu berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tanaman padi di Sukoharjo,” kata dia, Senin.

Baca Juga: Peluang Bisnis Kuliner Ayam, Bebek, Angsa

Netty menyebut Sukoharjo merupakan salah satu daerah lumbung padi di Jawa Tengah. Pasokan air ke lahan pertanian nyaris tak ada kendala lantaran air Dam Colo mengalir ke saluran irigasi di sebagian wilayah Sukoharjo. Hanya organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti tikus dan wereng yang hingga sekarang masih menjadi persoalan di bidang pertanian.

Para petani yang gagal panen lantaran lahan pertaniannya terendam genangan luapan air sungai langsung diberi bantuan benih padi. “Upaya kami bermacam-macam untuk menggenjot produksi padi. Salah satunya pemberian bantuan benih padi kepada petani yang sawahnya gagal panen akibat terendam genangan air,” ujar dia.

Pendampingan Ahli Pertanian

Upaya lainnya dengan pendampingan para tenaga ahli pertanian. Para petani akan didampingi tenaga ahli saat menerapkan inovasi-inovasi terbaru di bidang pertanian guna menggenjot produktivitas tanaman padi.

Para penyuluh pertanian lapangan memantau dan membina para petani yang tergabung dalam kelompok tani atau gabungan kelompok tani (gapoktan) di setiap desa/kelurahan. Mereka juga memberikan solusi jika muncul persoalan yang dihadapi para petani.

Baca Juga: Partai Demokrat Jateng Utuh Tolak Hasil KLB

“Kami juga mendorong agar para petani menerapkan konsep minapadi yang berimplikasi positif terhadap produktivitas padi dan ikan. Selain itu, pola pertanian terpadu atau integrated farming dikembangkan guna mendukung upaya mewujudkan lumbung pangan,” papar dia.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sukoharjo, Sukirno, menyatakan lahan pertanian di Sukoharjo didukung pasokan sumber air yang melimpah. Bahkan, saat musim kemarau, petani di sepanjang saluran Dam Colo Timur tak kesulitan mencari sumber air. Mereka tetap bisa menanam padi hingga masa panen.

Sukirno juga optimistis para petani mampu menjaga surplus padi pada masa pandemi Covid-19. “Masa panen padi dilakukan tiga kali dalam setahun. Khusus beberapa daerah, pasokan air ke sawah tetap mengalir saat musim kemarau,” kata dia.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya