SOLOPOS.COM - Ilustrasi memerah sapi (Rachman/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, BOYOLALI–Peternak sapi di Dukuh Wangan, Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel, Boyolali, memanfaatkan sumber pakan alami untuk menjaga kualitas susu. Mereka menghindari penggunaan bahan kimia guna mengembangkan susu organik dengan harga yang lebih tinggi.

Ketua Kelompok Tani Sumber Widodo 1 Dukuh Wangan, Desa Banyuanyar, Parmono, mengatakan untuk meningkatkan produksi susu, petani kadang menggunakan bahan pakan tertentu yang mengandung zat kimiawi. Bahan ini bisa berbentuk pelet atau bahan lain yang lazim dipakai sebagai pakan ayam.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Ini hanya memancing saja. Kalau stabil, pelan-pelan dikurangi. Paling banyak pakai ampas tahu dan konsentrat. Ini susu organik. Kami kembalikan ke pakan alami,” ujar Parmono, saat ditemui Solopos.com di Dukuh Wangan, Sabtu (9/10/2021).

Baca Juga: Capaian Vaksinasi di Joho Klaten Tak Mungkin 100 Persen, Kenapa?

Meski banyak yang beternak sapi, menghasilkan susu belum menjadi pekerjaan rutin bagi warga. Sebab, memerah susu memerlukan waktu tertentu yang biasanya warga sedang beraktivitas lain seperti bekerja maupun berladang.

Dalam Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan yang diterbitkan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, disebut susu dengan kualitas baik memiliki berat jenis minimal 1,024 gram per mililiter. Susu juga memiliki kandungan lemak lebih dari tiga persen. Selain itu, susu juga memiliki waktu reduksi lebih dari lima jam.

Peternak sapi perah asal Dukuh Wangan, Suranto, mengatakan susu yang dihasilkan dari sapi-sapi di Wangan masih alami. Sapi dipelihara tanpa menggunakan pakan kimiawi. Selain itu, susu juga dipasarkan tanpa dicampur dengan air.

Baca Juga: PKL Optimistis Segera Boleh Berjualan di Alun-Alun Wonogiri

Suranto menjelaskan beberapa ciri fisik susu dengan kualitas baik tanpa campuran air, yakni susu murni agak kental dengan warna putih kekuningan. Selain itu, susu yang baru diperah dari sapi pasti berbuih saat dimasukkan ke dalam wadah.

“Kalau sudah campuran agak bening dan encer. Susu juga berwarna putih dan enggak ada busa. Ditambah air ini supaya menambah volume. Dari 10 liter susu bisa jadi 13 liter,” kata Suranto.

Dalam sehari, sapi-sapi ini bisa menghasilkan 25-28 liter susu dengan perawatan yang baik. Pemerahan pertama dilakukan pagi hari menghasilkan susu paling banyak. Kemudian, perahan kedua dilakukan siang hari.

Baca Juga: Lahan Pertanian Berkurang karena Tol Solo-Jogja, Klaten Genjot Produksi

Peternak menjual susunya dengan harga Rp6.500 per liter. Harga ini, menurut Suranto, belum memiliki margin yang layak buat peternak. Harga ideal untuk susu adalah Rp8.000 per liter.

“Minimal Rp8.000 untuk memberikan marjin kepada peternak sapi. Petani masih untung sebetulnya asalkan produksi di atas 15 liter per hari,” ujar dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya