SOLOPOS.COM - Ilustrasi hujan. (Solopos-dok)

Solopos.com, BOYOLALI – Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri mengimbau masyarakat mewaspadai penyakit-penyakit yang berpotensi menyerang saat musim penghujan seperti sekarang ini.

Penyakit tersebut antara lain Demam Berdarah Dengue (DBD), Infeksi saluran pernafasan akut (Ispa), diare, dan leptospirosis dari kencing tikus.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali, Ratri Survivalina, mengatakan empat penyakit tersebut rawan menyerang masyarakat pada musim penghujan.

Dia menjelaskan leptospirosis sering muncul saat musim penghujan, terutama di daerah rawan banjir. Banjir di lingkungan yang kotor cenderung membawa bakteri Leptospira sp dari kencing tikus.

“Biasanya tikus sering bersembunyi di dalam selokan air. Untuk warga yang tinggal dirawan banjir harus hati – hati dengan penyakit ini. Gejala leptospirosis dari kencing tikus yang terkena kulit kita bisa merasakan demam tinggi, mual dan muntah, nyeri dan kaku di bagian leher, kelelahan. Jika sudah ada gejala–gejala seperti itu sebaiknya periksa ke dokter,” ujarnya saat ditemui di Kantor Dinkes Boyolali, Jumat (10/1/2020).

Ia mengatakan pada musim seperti ini orang yang daya tahan tubuhnya tidak fit sangat rentan terserang penyakit.

Kondisi tubuh tidak fit tidak dapat menyesuaikan cuaca yang pada malam hari sangat dingin sedangkan saat siang panas.

“Daya tahan tubuh menurun biasanya karena kurang tidur, kurang olahraga, dan pola makan tak teratur. Makanya istirahat harus cukup, jangan begadang, olahraga, dan makan teratur,” ujarnya.

Ratri Survivalina melanjutkan saat musim penghujan, masyarakat harus pintar mengatur pola makan, waktu olahraga, dan istirahat. Asupan makanan harus cukup gizi.

Sebaiknya minum setidaknya delapan gelas ukuran standar atau 2,5 liter setiap hari agar pagi hingga sore tidak dehidrasi atau kekurangan cairan.

Indikator dehidrasi dapat diketahui melalui warna urine atau air kencing. “Kalau air kencing kekuningan atau seperti air teh berarti kekurangan cairan,” imbuh dia.

Baca pula: Sempat Terhenti, RSUD Simo Boyolali Kini Sudah Bisa Layani Pasien BPJS

Menurut dia, langkah sederhana yang bisa dilakukan masyarakat misalnya teratur mencuci tangan usai melakukan aktivitas. Selain itu membuang sampah pada tempat yang telah disediakan.

“Di musim hujan lanjut dia, banyak sampah khususnya sisa makanan rumah tangga yang dibuang secara terbuka, akan mengundang lalat untuk berkembang biak. Berbeda dengan musim kemarau, sampah sisa makanan akan langsung kering dan tidak bisa digunakan lalat untuk berkembang biak. Antisipasinya, sebaiknya masyarakat tidak membuang sampah sisa makanan secara terbuka, tetapi dibuang dalam kantong plastik,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya